Home Info Agribisnis Pertanian Opsi Pemerintah Soal Investasi Pangan Brunei

Opsi Pemerintah Soal Investasi Pangan Brunei

1380
SHARE

Negara tetangga kita Brunei Darussalam saat ini nampak serius dalam menjajaki investasi mereka di sektor pangan menuju Indonesia, dimana mereka akan memberikan investasi berupa tebu, padi, serta juga sapi. Maka dari itu saat ini pemerintah akan membuka beberapa opsi mengenai niatan baik negara tetangga itu.

Syukur Iwantoro selaku Ketua Tim Percepatan Pencadangan Lahan tanah air mengatakan kalau lahan itu tempatnya di Kalimantan Utara kemudian Maluku Tenggara Barat serta juga di perbatasan Timor Leste, yang cakupan wilayahnya mencapai 10.000 ha – 20.000 ha. Untuk lahan kebun tebu yang digunakan untuk inti plasma akan seluas 20.000 ha kala akan diintegrasikan dengan sapi, soal lokasi tanam padi nantinya akan digunakan lahan seluas 10.000 ha.

Simak Juga:  Krisis Pangan Ancam Produksi Padi Hingga 1,89 Juta Ton di Indonesia !

Dalam minggu depan, dalam rencana investor juga bakalan kembali menggelar pertemuan bersama pemerintah dalam mengetahui seoal ketersediaan lahan yang bakalan akan dipakai untuk program itu.

“Di tanggal 23 nanti mereka akan kesini dan akan melakukan verifikasi lahan kala sudah ditawarkan ke mereka dalam beberapa waktu lalu,” jelas dia.

Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan yang di atur kedalam No 81 Tahun 2016 mengenai kerjasama penggunaan serta juga pemanfaatan kawasan hutan guna mendukung ketahanan pangan tanah air, memang masalah pemakaian lahan sejauh ini sama sekali tak akan menemui kendala.

Syukur memang sudah menjelaskan kela beberapa lahan dalam kawasan Kaltara sejauh ini memang sangat cocok usai lokasinya juga tak jauh dari Brunei Darussalam. Lahan seluas 682.234 ha disana memang dianggap sangat cocok guna dimanfaatkan untuk tanam padi dan jagung.  Namun investor juga menginginkan kalau infrastruktur dalam wilayah itu segera dibenahi untuk menunjang program mereka.

Simak Juga:  Pemerintah melakukan penaikan anggaran subsidi pupuk, Apa harapannya bagi petani di Indonesia ?