Pemerintah dalam beberapa waktu ini mampu menyatakan kalau adanya kelangkaan soal bahan baku pembuatan pasta ikan (surimi). Dimana ini memang sudah terjadi dalam sebagian besar negara mengingat adanya keluhan pengusaha kala memang kesulitan mendapatkan setoran ikan rucah usai alat tangkap berjenis cantrang memang saat ini dilarang pemerintah.
Zulficar Mochtar sebagai Dirjen Perikanan Tangkap di Kementerian Kelautan dan Perikanan mengutarakan kalau adanya kelangkaan soal bahan baku sejauh ini sama sekali tak berkaitan dengan larangan memakai cantrang, namun memang bisnis daging ikan lumat tersebut kali ini sangat butuh sumber daya ikan yang begitu massif.
Saat ini pasokan bahan baku minim juga menghampiri Negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, serta juga Jepang.
“Bahkan saat ini Alaska Pollock sebagai pemasok bahan baku pembuatan surimi kini statusnya sama sekali tak stabil, bahkan mereka juga mengalami penurunan bahan baku. Usai bisnis surimi memang sangat butuh sekali sumber daya ikan dalam jalur massif,” tanggapan dia soal minimnya bahan baku saat ini.
Zulficar menjelaskan dengan detail kalau kebutuhan bahan baku dalam industri surimi kini sudah mencapai 1.000 ton dalam tiap harinya. Dan jika ditotal dalam setahun sebanyak 200.000 sampai dengan 300.000 ton ikan, dan jika hanya mengandalkan perikanan tangkap hal ini sama sekali tak akan bisa terpenuhi.
Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi hasil tangkapan ikan yaitu soal alokasi tangkapan ikan secara demersal kala saat ini di izinkan pengelolaan perikanan (WPP) dalam setiap tahunnya memang tak boleh melebihi angka yang saat ini ditargetkan.
