Home Info Agribisnis Harga Gabah Sudah Mulai Naik

Harga Gabah Sudah Mulai Naik

15
SHARE
Gabah

Panen raya padi di Indonesia diperkirakan akan segera berakhir pada bulan Mei 2024. Menjelang akhir panen raya, harga gabah di tingkat petani mulai menunjukkan tren kenaikan. Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, yang menyatakan bahwa harga gabah di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 7.000/kg untuk kualitas terbaik.

Kenaikan Harga Gabah

Menurut Bayu, kenaikan harga gabah di tingkat petani disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, panen raya yang segera berakhir menyebabkan pasokan gabah di pasaran semakin menipis. Kedua, permintaan beras di pasar domestik masih cukup tinggi. Ketiga, Bulog sebagai pembeli utama gabah di tingkat petani meningkatkan penyerapan gabah untuk memenuhi kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Dampak Kenaikan Harga Gabah

Aspek Dampak Positif Dampak Negatif
Petani Peningkatan pendapatan Meningkatnya biaya produksi
Konsumen Kenaikan harga beras Daya beli konsumen menurun
Pemerintah Peningkatan stok beras Tekanan inflasi
Ekonomi Nasional Peningkatan kesejahteraan petani Peningkatan biaya pangan
Simak Juga:  Apa itu Molase

Penjelasan

1. Dampak Positif

  • Peningkatan pendapatan petani: Kenaikan harga gabah akan meningkatkan pendapatan petani. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitas padi.
  • Peningkatan stok beras: Kenaikan harga gabah akan mendorong petani untuk menjual gabah mereka ke Bulog. Hal ini akan meningkatkan stok beras pemerintah dan menjaga stabilitas harga beras di pasar domestik.

2. Dampak Negatif

  • Meningkatnya biaya produksi: Kenaikan harga gabah akan meningkatkan biaya produksi bagi petani. Hal ini karena petani harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk membeli pupuk, pestisida, dan tenaga kerja.
  • Kenaikan harga beras: Kenaikan harga gabah akan menyebabkan kenaikan harga beras di pasar. Hal ini akan menurunkan daya beli konsumen, terutama bagi masyarakat miskin.
  • Tekanan inflasi: Kenaikan harga beras dapat menyebabkan tekanan inflasi. Hal ini karena beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
  • Peningkatan biaya pangan: Kenaikan harga beras akan meningkatkan biaya pangan secara keseluruhan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Simak Juga:  Komitmen BPN Sulteng Membangun Kesejahteraan Warga dengan Agraria

Upaya Bulog Menjaga Stabilitas Harga Beras

Bulog sebagai BUMN yang ditugaskan untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar domestik, terus berupaya untuk menyerap gabah dari petani. Hingga minggu ke-3 bulan Mei 2024, Bulog telah menyerap gabah petani sebesar 1.050 juta ton atau setara 535 ribu ton beras. Bulog menargetkan penyerapan beras hingga akhir masa panen raya bisa lebih dari 600 ribu ton.

Panen raya padi di Indonesia diperkirakan akan segera berakhir pada bulan Mei 2024. Menjelang akhir panen raya, harga gabah di tingkat petani mulai menunjukkan tren kenaikan. Kenaikan harga gabah memberikan dampak positif bagi para petani dan dapat mendorong peningkatan produktivitas padi. Bulog sebagai BUMN yang ditugaskan untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar domestik, terus berupaya untuk menyerap gabah dari petani.

[Sumber]