Acara Responsible Business Forum yang keempat beberapa waktu lalu memang berlangsung di Jakarta. Acara ini sudah menghasilkan beberapa keputusan yang antara lainnya soal cara aman dalam memperoleh keamanan pangan serta bernutrisi dalam kawasan Asia, dimana sejauh ini wilayah seluas 60% memang masih sangat rawan akan adanya masalah kelaparan global.
Membahas soal isu hak tanah bersama pihak petani, Sofyan Djalil selaku Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, mengetakan kalau transformasi tersebut kedepannya memang perlu dipercepat. Dimana langkah ini bisa dikatakan akan mampu mengangkat kualitas pendapatan semua petani Indonesia selepas mereka memang jauh dari kata makmur meski usaha mereka dalam bertani sudah di taraf maksimal.
“Statistik mampu menghitung kalau 28.9 juta petani memang masih dalam taraf pendapatan minim, dan hanya sebanyak 2.1 juta saja yang mampu masuk ke tergolong petani terampil. Nantinya akan ada 3 tantangan utama, namun pemerintah juga pantas membantu soal ini” ungkap Sofyan.
“Saat ini memang masalahnya ada di sumber daya tanah usai produksi pangan memang masih hanya terkonsentrasi di pulau Jawa, luasan tanah di Jawa juga subur, irigasi terbaik serta angka tertinggi di kriteria tenaga kerja terampil mamang di Jawa yang menduduki peringkat terbaik se-Indonesia,” imbuh Sofyan.
Dalam catatan sejauh ini, sekitar 35-45% total penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Meski begitu, saat ini kontribusi industri pertanian ke PDB (produk domestik bruto) masih saja nampak rendah, dan ada di bawah prosentase 15%.