Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali menargetkan selama 2015 terjadi kenaikan produksi perikanan tangkap di Pulau Dewata itu, minimal dua persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Kami targetkan meningkat dua persen karena rata-rata kenaikan berbagai jenis ikan yang kami ambil. Kami tidak menargetkan ekstrem, meskipun tahun lalu produksi meningkat 14 persen,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Made Gunaja di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan produksi perikanan tangkap pada 2014 mencapai 118.241 ton. Jika dibandingkan produksi pada 2013 sebesar 103.591 ton, hal itu terjadi kenaikan sekitar 14 persen.
“Perikanan tangkap tersebut tidak hanya untuk hasil tangkapan di laut, namun termasuk juga untuk penangkapan di perairan umum, seperti waduk, danau, sungai, dan rawa-rawa. Tetapi yang mayoritas produksi perikanan tangkap memang disumbang oleh penangkapan di laut, yakni 116.909 ton,” ujarnya.
Hasil tangkapan di laut Bali, kata dia, yang terbanyak adalah jenis ikan tuna. Pada 2014, produksi tangkapan tuna mencapai 25.277 ton atau meningkat 8,4 persen dibandingkan dengan pada 2013 (23.319 ton).
Di samping tuna, kata Gunaja, masih ada lagi jenis ikan tangkapan yang dominan, seperti tongkol dan cakalang. Untuk ketiga jenis ikan itu, produksinya mencapai 59.276 ton. Jika dibandingkan dengan 2013 (58.400 ton) ada kenaikan 22 persen.
“Untuk hasil tangkapan di laut, nelayan di Denpasar yang memberikan kontribusi tertinggi (45.718 ton), karena memang tuna paling banyak ditangkap oleh nelayan yang berpangkalan di Pelabuhan Benoa, Denpasar. Di sana sekitar 1.100 kapal yang berpangkalan,” ujarnya.
Kontribusi perikanan tangkap dari delapan kabupaten lainnya di Bali, yakni Badung (6.113 ton), Tabanan (884 ton), Jembrana (22.436 ton), Buleleng (17.809 ton), Karangasem (21.534 ton), Klungkung (2.000 ton), Gianyar (814 ton), dan Bangli (929 ton)
Gunaja mengatakan nelayan yang menggunakan kapal-kapal besar mayoritas hasil tangkapannya itu, ikan tuna, sedangkan nelayan kecil sebagian besar hasil tangkapannya, berupa kakap, kerapu, sardenila, dan cakalang.
“Tahun ini kami akan memberikan sebanyak 117 unit bantuan mesin tempel kepada para nelayan di Kabupaten Karangasem, Jembrana, dan Buleleng dengan harapan dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan mereka,” katanya.
Selain memberikan bantuan mesin tempel, Pemprov Bali juga akan memberikan 60 perahu.
Pihaknya berpandangan, potensi perikanan tangkap di Bali cukup tinggi, hanya saja cukup sulit untuk meningkatkan produksi karena para nelayan masih kekurangan sarana tangkap.