Terhitung hingga kuartal pertama tahun 2017, Perum Bulog hanya bisa menyerap gabah setara beras sebesar 1,3 juta ton. angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan penyerapan diperiode yang sama ditahun sebelumnya , dimana Bulog mencatatkan penyerapan beras sebesar 1.8 juta ton. Perum Bulog beranggapan jika penurunan penyerapan ini karena panen yang berkurang ditambah lagi dengan penetapan harga beras yang berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP).
Terkait hal tersebut, pengamat pertanian, Khudori menyatakan jika harga beras yang berada di atas HPP menyulitkan Bulog untuk mencapai target serapan. Justru masa panen raya terjadi di semester pertama 2017.
Hingga akhir tahun nanti Bulog mentargetkan bisa menyerap beras sebesar 2,5 juta ton hingga 2,7 juta ton. dengan target tersebut, banyak spekulan muncul jika Bulog akan mengalami kesulitas untuk mencapai target tersebut karena panen raya justru berlangsung pada Februari – Mei. Pada rentang waktu tersebut, produksi mencapai 65% dari produksi nasional.
Seharusnya Serapan beras Bulog dalam waktu normal bisa menyentuh 65% dari target serapan, bahkan bisa lebih besar dari itu. Sebab produksi melimpah dan harga relatif lebih rendah dari musim gadu dan paceklik
