Hampir selama sepekan ini rupiah terus mengalami pelemahan. Hal tersebut dikhawatirkan berimbas terhadap kenaikan harga bahan pangan yang masih mengandalkan impor, seperti kedelai. Saat ini harga kedelai impor terpantau sudah mengalami kenaikan imbas dari pelemahan rupiah ini.
Namun kenaikan yang terjadi pada harga kedelai tidak signifikan. Saat ini harga kedelai impor di gudang importir berada dikisaran Rp 7.050-Rp 7.100 per kg atau hanya naik Rp 50 dari sebelumnya. Kenaikan ini cenderung kecil jika dibandingkan dengan tren pelemahan rupiah. Kenaikan harga kedelai yang kecil akibat harga kedelai internasional yang sedang turun akibat stok kedelai dunia yang masih besar, hal tersebut akibat ada nya kekurangan permintaan kedelai dari China.
Walau demikian, kita tetap harus mengantisipasi kenaikan kedelai yang besar. Harga kedelai bisa berubah sewaktu waktu apalagi jika rupiah anjlok tajam terhadap dollar AS. Walaupun ada potensi kenaikan harga kedelai, Kementerian Perdagangan (Kemdag) meminta agar importir tidak menaikan harga kedelai. Hal tersebut karena agar pengrajin masih bisa mendapatkan bahan baku kedelai yang dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, ia mengatakan jika importir, distributor dan pedagang kedelai sudah berjanji tidak menaikan harga dengan pendekatan nilai kurs. Jika ada yang menaikan harga kedelai, pihaknya akan segera menghubungi importir atau distributor kedelai untuk menanyakannya. “jelasnya”
Saat ini setiap bulannya importir menyiapkan stok kedelai sebanyak 150.000 ton-200.000 ton. Impor kedelai pertahunnya mencapai 2,76 juta ton.