Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional menjadi salah satu program pemerintah yang memberikan perhatian kepada petani teh, program tersebut mendapatkan dukungan yang besar dari petani teh yang menginginkan semakin meningkatnya produksi mencapai 2.5 ton/tahun untuk lahan seluas 1 hektare.
Menurut keterangan dari Koesnohadi selaku ketua Aptehindo/ Asosiasi Petani Teh Indonesia menyatakan jika program dari pmerintah tersebut mampu mengurangi dan mencegah konversi kebun teh dalam kondisi masif.
Dengan program tersebut mengurangi petani yang menginginkan untuk pidah dengan komoditas yang lainnya, namun untuk luas lahan tanaman teh saat ini masih aman. Karena dengan program ini dilanjutkan lagi akan memberikan titik cerah petani dalam peningkatan produktifitas, karena saat ini hanya mencapai 1-1.5 ton/ha dalam setahun.
Memang memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan adanya program tersebut jumlah produksi teh mencapai 3 ton/ha dalam setahun. Sudah bisa dipastikan dengan program GPATN bisa meningkat sekitar 2.5 ton dalam setahunnya.
Sedangkan untuk luas kebum sesuai data terakhir yang diterima dari Badan Pusat Statistik mencapai 114.000 ha luas tersebut menurun dari sekitar 3.000 ha menurun dari tahun sebelumnya.
Tiga tahun yang lalu ketika masih ada Dewan Teh Indonesia masih terbentuk program dengan sistem koperasi klaster sebagai salah satu jalinan petani teh dengan luas lahan 300 ha kebun untuk rakyat. Namun program tersebut tidak lagi terdengar bagaimana kelanjutannya dan malah tidak ada perkembangan sama sekali.