Dua minggu usai adanya Surat Keputusan dari Menteri Pertanian mengenai Pengurangan DOC FS Broiler, FS Ayam Layer dan juga DOC FS Jantan Layer, memang harga ayam hidup dalam tingkat peternak menurun dengan drastis atas adanya HPP. Namun soal telur ayam masih sama saja.
Krissantono selaku Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas mengatakan kalau harga ayam hidup kian menanjak dari wilayah Jawa Barat dan juga Jabodetabek salah satu efek psikologis akan adanya upaya pemerintah dalam mengurangi over produksi dari DOC broiler. Dan dalam hal lain, harga telur ayam memang masih ada dalam nilai terendah HPP (Harga Pokok Produksi).
Dia mengatakan kalau ada indikasi dalam pelaksanaan SK Mentan itu belum merata dalam semua peternak layer. Dan pemerintah memang perlu juga menyusun langkah cepat dalam menolong semua peternak layer tersebut.
“Jika dikatakan 100 persen memang belum mampu tercapai semuanya. Yang baru melakukan memang baru sebanyak 60% saja,” katanya.
Mengenai hal ini juga pernah di jelaskan Dirjen PKH I Ketut Diarmita dalam rapat dengan Komisi 6 yang dihadiri peternak layer dan broiler, bersama juga Kemendag. Dirinya mengatakan kalau sebanyak 9 dari 15 industri sejauh ini memang sudah menerapkan SK Mentan.
Dan kedepannya Kementerian Pertanian bakalan terus menjalankan pemetaan dalam pengurangan DOC. Buat peternak yang sejauh ini memang belum bisa tertib, akan tak diberikan izin dalam menjalani impor GPS.
“Upaya dalam pengurangan produksi akan terus diteruskan di 2 minggu kedepan. Kami saat ini berusaha menjaga keseimbangan supply and demand, dan bakalan bisa berimplikasi di harga live bird serta telur. Ini sudah dirapatkan.” tutupnya.