PT Syngenta Indonesia dalam tahun 2019 nanti menargetkan akan bisa merilis benih padi hibrida menuju pasaran luas.
Mengingat sejuah ini riset pembudidayaan benih padi hibrida kala dijalani mulai 6 tahun lalu lalu, kini sudah memasuki uji lahan dan sudah dijalankan di beberapa wilayah yang ada di Pulau Jawa. Di tahun ini, memang Syngenta tengah fokus ke registrasi benih padi yang di tujukan ke Kementerian Pertanian guna terlaksananya pelepasan ke pasaran.
Akan potensi genetik benih itu memang dilansir sebesar 8-10 ton/ha. Tapi, produktivitas benih juga tergantung ke lokasi dan juga praktek pertanian dalam kondisi yang baik pula. Kedepan jika perlakuan pertanian juga dilakukan bagus, dalam perkiraan akan bisa menghasilkan 10 ton produktivitas benih dari benih dalam umumnya.
Parveen Kathuria selaku Presiden Direktur Syngenta Indonesia dalam beberapa waktu lalu menyampaikan kalau produksi benih padi hibrida bakalan akan bisa memperkuat daya pasar dari Syngenta yang ada di Indonesia, ini juga sebagai salah satu produsen benih yang terbesar sejauh ini dari 3 lainnya. Mengingat Indonesia selama ini juga merupakan 5 negara terbaik dalam kawasan Asia Pasifik yang mampu menguasai pasar strategis dari Syngenta. Dalam kawasan Asia Pasifik saja dalam setahun lalu penghasilan mereka sebesar US$1,8 miliar.
Bukan hanya benih padi kala akan siap dirilis di 2019, Parveen juga berharap kalau hasil uji herbisida padi di tahun 2018 nanti sudah bisa terbukti baik dan dengan ini maka peluncurannya akan bisa dipercepat.
“Sulit sekali dalam menyebutkan investasi yang ada di Indonesia yang hanya memakai satu produk. Mengingat kami sudah punya sentra riset yang ada di Cikampek Indonesia, kemudian di Thailand, Filipina, serta juga di India. Saat ini banyak negara sudah berkolaborasi serta membawa teknologi dari masing-masingnya,” tegasnya.