Penyerapan jagung tahun ini menjadi pekerjaan baru dar perum Bulog atas kebijakan dari pemrintah melalui BUMN yang bertuuan untuk menjaga keseimbangan pakan ternak pada saat memasuki musim paceklik, hal ini untuk mengkondisikan saat produksi menurun pemerintah tidak impor jagung.
Menurut keterangan dari Andi Amran Sulaiman selaku Menteri Pertanian mengatakan jika tugas untuk Bulog ini sebagai salah satu mencegah kesulitan bahan pakan ternak, selain untuk menjaga stabilitas harga jagung tidak anjlok. Sedangkan untuk panen raya pada awal tahun ini akan berlangsung bulan Februari yang akan datang.
Usulan tersebut disampaikan pada saat rapat terbatas bersama dengan pimpian sektor perekonomian, menter BUMN, Direktur Utama Bulog dan juga meneri perdagangan. Prediksi panen jagung tahun akan mencapai 4,8 juta ton dari lahan seluas 978,674Ha.
Sesuai prediksi tersebut memasuki kuartal I 2019 diperkirakan jumlah stok jagung akan mencapai 10 juta ton, laporan ini juga melhat kondisi pada tahun kemarin jumlah permintaan jagung dalam setiap bulannya mencapai 1,5 ton. Langkah ini memang harus segera untuk direalisasikan agar tidak terjadi seperti tahun kemarin.
Langkah ini sudah pernah diterapkan untuk stok pangan beras dan hasilnya lebih baik, semoga untuk jagung bisa sukses agar kesejahteraan petani semakin meningkat.
Bahkan dari pihak pemerintah juga sudah menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengeringkan jagung agar bertahan lama saat disimpan. Meskipun sudah tidak masa panen stok jagung masih melimpah maka harga tidak mungkin turun drastis.