Banun Harpini selaku Ketua Upsus Sergap dalam Wilayah Jabar saat ini meminta Bulog pantas memainkan strategi soal penyerapan gabah petani dalam kawasan Jawa Barat. Mengingat dalam pandangan dia harga gabah dalam wilayah Jabar saat ini begitu spesifik.
Kala harga gabah dalam beberapa daerah saat ini nampak jatuh, saat ini kondisi serupa sama sekali tak dialami semua petani dalam kawasan Jabar. Bukan soal itu saja, kualitas gabah dalam wilayah Jawa Barat malahan nampak baik usai kadar air disana 21%, dan harga GKP nampak tinggi.
Jika tak ada strategi, kedepannya Bulog Jabar bakalan tak akan mampu berkompetisi bersama harga pasar. Dimana langkah yang pantas dilakukan semisal memperhitungkan masa serapan gabah soal beras komersial serta beras ke pelayanan publik. Maka saat ini Bulog didorong pantas memakai harga pasar ke gabah Jabar mengingat kualitas disana memang baik.
“Kami saat ini akan menekankan supaya Bulog berani memainkan strateginya, soal harga komersial serta soal ketentuan pemerintah. Kini kami ingin Bulog mampu menyepakati harga komersial, usai kualitas gabah Jabar sejauh ini sangat baik kalau dibandingkan dengan wilayah lain,” jelasnya.
Angka serapan pihak Bulog dalam bulan Januari sampai dengan Maret 2017 ini menunjukkan kalau Jatim masih tertinggi bersama angka serapan 129.693 ton, kemudian Sulselbar 76.456 ton, selanjutnya Jateng 72.878 ton, serta wilayah Jabar 61.256 ton. Dan dalam wilayah lainnya masih sekitar 5.000 ton.
Banun juga menyampaikan kalau serapan gabah dalam kawasan Jabar mampu naik kalau dibandingkan tahun lalu kala cuma sebesar 37.523 ton. Di April depan, angka luas panen juga bakalan bertambah sebanyak 280.000 ha bersama prediksi produktivitas mencapai sebesar 6,1 ton/ha.