Dua minggu usai dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian mengenai Pengurangan DOC FS Jantan Layer, DOC FS Broiler, serta FS Ayam Layer, soal harga ayam hidup dalam sisi peternak mampu menurun usai adanya HPP. Tapi telur ayam masih saja di kisaran sama dan sama sekali tak ada peningkatan.
Hartono selaku Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia mengatakan kalau harga ayam hidup mampu naik mulai Rabu kemarin. Dalam kabar harga ayam hidup dalam kawasan Jabodetabek mampu bergerak menjadi Rp18.500, dan wilayah Sukabumi dikisaran Rp18.000. Dimana HPP (Harga Pokok Produksi) rata-rata sebesar Rp18.000/kg.
Dalam kabar lain, harga telur ayam dalam tingkat peternak sejauh ini masih ada di bawah HPP (Harga Pokok Produksi). Ia juga mengatakan, dalam Jabodetabek on farm harga telur ayam sekitar Rp16.000/kg dalam tingkat peternak, di Blitar sekitar Rp14.000 – Rp14.200/kg. Dan, HPP (Harga Pokok Produksi) rata-rata sekitar Rp17.500/kg.
Hartono juga menyatakan kalau SK Mentan Nomor: 3035/Kpts/PK010/F/03/2017 di 27 Maret 2017 sama sekali tak mengerek harga ayam hidup. Soal naiknya harga ayam hidup memang dipicu adanya kepercayaan peternak jika harga akan bisa naik di bulan Mei depan. Dari data perhitungan teknis, soal pengurangan DOC broiler bakalan akan mulai ada hasil dan jumlah ayam juga akan bisa berkurang pula.
“Impor tepung telur memang tersedia melimpah. Sejak saat ini, kami semua peternak memang belum memperoleh pernyataan pemerintah kalau tak memberikan izin tepung telur kembali. Jika tidak, maka impor tepung telur bakalan akan terus masuk dan juga berimbas ke kami,” tegas dia.