Kasubdit Jagung Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Saleh mengatakan, jika saat ini produksi jagung dalam negeri masih sesuai dengan target Angka Ramalan I (ARAM I) tahun ini yakni 26 juta ton. angka tersebut berdasarkan data yang sudah diperoleh Kemtan dilapangan termasuk juga jumlah produksi jagung.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas berpendapat, tingkat produksi jagung yang disampaikan Kemtan tidak akurat. Sebab, ia melihat harga jagung yang terus meningkat padahal dalam laporan produksi jagung meningkat. “Logikanya, produksi naik, harga turun. Tetapi ini, produksi naik, harga naik, sehingga terjadi anomali,” ucapnya”
Ia juga memperhitungkan, tingkat produksi jagung lokal hanya sekitar 10 juta – 1 juta ton pertahun, Sementara, tingkat produksi total sebesar 12 juta – 13 juta ton setiap tahunnya.
Ia menambahkan, jika tahun sebelumnya produksi jagung sampai 23 juta ton, maka ada kelebihan produksi diatas 10 juta ton. walaupun tahun lalu pemerintah masih mengimpor jagung. Saat ini harga jagung, khususnya di Pulau Jawa, sudah melebihi angka Rp 4.500.
hal tersebut terjadi akibat keputusan Kementan yang menghentikan impor jagung secara total. Saat ini ada penurunan impor jagung lebih dari 60% dengan kuantitas kenaikan 2.2 juta ton. namun Dwi mengungkap, jika masih banyak perusahaan yang justru mengimpor gandum sebagai alternatif pengganti jagung.
