Home Info Agribisnis Harga Telur Tertekan Meski Populasi Ayam Diatur

Harga Telur Tertekan Meski Populasi Ayam Diatur

1134
SHARE

Harga telur ayam sejauh ini masih sama sekali tak mampu terangkat usai tiga pekan adanya kebijakan dari SK Mentan soal Pengurangan DOC FS Broiler, DOC FS Jantan Layer, serta juga FS Ayam Layer.

SK Mentan tersebut memang mengatur mengenai pengurangan populasi benih ari ayam pedaging (broiler) serta ayam petelur kala dibudidayakan semua peternak.

Sugeng Wahyudi selaku Sekretaris Jenderal GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional) mengatakan kalau harga telur ayam sejauh ini masih di bawah angka rata-rata dari HPP (Harga Pokok Produksi) sekitar Rp17.500 per kg, semisal di kawasan Blitar dan juga sekitarnya yakni sekitar Rp13.800 per kg, sejauh ini Bogor dan sekitarnya dikisaran Rp15.800 per kg.

Simak Juga:  Petani Terdampak Banjir akan Mendapatkan Bantuan Benih

Sugeng mengatakan kalau peternak telur sejauh ini masih dihadapkan soal mahalnya harga jagung usai dipakai 50% di komposisi pakan ternak. Dan pakan ternak memang berkontribusi ke 70% dari biaya produksi.

Beruntung sejali, mulai Senin (10/4/17) dalam pekan lalu, pihak Bulog memang sudah mengeluarkan stok jagung sekitar 122.671 ton serta membagikan ke peternak mandiri berdasarkan kebutuhan daerah mereka masing-masing. Dengan hal ini, peternak akan mampu memperoleh jagung berdasarkan harga acuan sekitar Rp3.150 per kg, usai harga pasar saat ini sekitar Rp4.500 per kg.

“Diharapkan hal ini kedepannya akan mampu membantu keberlangsungan dari semua peternak telur,” tegasnya.

Bukan hanya pengurangan DOC layer, sejauh ini peternak juga meminta pemerintah menjalankan pengetatan izin impor dari tepung telur dan ini juga sudah dibahas dalam Rapat Kerja dengan Kementan, Kemendag, KPPU, serta juga Komisi 6 dalam beberapa waktu kemarin. Mengingat impor tepung telur juga mempengaruhi harga telur ayam di dalam negeri.

Simak Juga:  Tinjauan Presiden Jokowi untuk Bulog