Home Info Agribisnis Indonesia dan Vietnam Jalani Kerjasama Pertanian Lahan Rawa

Indonesia dan Vietnam Jalani Kerjasama Pertanian Lahan Rawa

7
SHARE
Kerjasama

Indonesia dan Vietnam, dua negara dengan potensi lahan rawa yang luas, sepakat untuk memperkuat kerjasama di sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan teknologi lahan rawa. Langkah ini merupakan upaya strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi tantangan pangan di masa depan. Kunjungan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, ke Vietnam pada Minggu, 19 Mei 2024, menjadi momentum penting dalam penguatan kerjasama tersebut. Pertemuan dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Vietnam, Le Minh Hoan, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa Republik Sosialis Vietnam (MARD) menghasilkan kesepakatan strategis untuk pengembangan teknologi lahan rawa.

 

Alasan Indonesia dan Vietnam bekerja sama dalam pertanian lahan rawa

Alasan Indonesia Vietnam Manfaat Bersama
Potensi Lahan Rawa Memiliki luas lahan rawa yang besar, sekitar 14 juta hektar Memiliki luas lahan rawa yang signifikan, terutama di wilayah Mekong Delta Pemanfaatan lahan rawa yang optimal untuk meningkatkan produksi pangan
Tantangan Pangan Menghadapi tantangan dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan Menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus meningkat Peningkatan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan regional
Teknologi Pertanian Memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi pertanian, khususnya untuk lahan rawa Memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi pertanian, khususnya untuk lahan rawa Pertukaran pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
Akses Pasar Memiliki akses pasar yang luas untuk produk pertanian Memiliki akses pasar yang luas untuk produk pertanian Peningkatan akses pasar untuk produk pertanian kedua negara
Kerjasama Bilateral Memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Vietnam Memiliki hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia Penguatan hubungan bilateral melalui kerjasama di sektor pertanian
Ketahanan Pangan Regional Berkontribusi pada ketahanan pangan regional Berkontribusi pada ketahanan pangan regional Peningkatan ketahanan pangan regional melalui kerjasama dan kolaborasi
Simak Juga:  Pohon Kurma Sebenarnya Bisa Tumbuh di Indonesia atau Tidak ?

 

Yang Menjadi Fokus Utama Kerjasama

Fokus utama kerjasama ini adalah pada peningkatan produktivitas dan indeks pertanaman padi. Kedua negara sepakat untuk mengembangkan varietas bibit padi unggul, teknologi mekanisasi, dan pertanian presisi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Selain itu, kedua negara juga bersepakat untuk mengembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Upaya ini sejalan dengan komitmen global untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan.

“Kami berharap melalui kerjasama yang kuat dengan pemerintah Vietnam, kita dapat mendorong pengembangan mesin pertanian modern, memperkuat sistem pengelolaan irigasi, serta memfasilitasi akses pasar,” ujar Mentan Andi Amran.

 

Digitalisasi Sangat Penting

Pentingnya digitalisasi dan penggunaan mesin pertanian presisi juga ditekankan dalam pertemuan tersebut. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan lahan rawa.

 

Sama-sama Mengoptimalkan Lahan Rawa

Indonesia dan Vietnam menghadapi tantangan yang sama dalam mengoptimalkan lahan rawa untuk produksi pangan. Indonesia, melalui program prioritas, berupaya untuk meningkatkan indeks tanam dan produksi beras nasional dengan mengoptimalkan lahan rawa untuk penanaman padi 2-3 kali dalam setahun. Program ini juga mencakup perluasan areal tanam dan sistem tanam terpadu pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di area perkebunan.

Simak Juga:  Aksi Bersih Taman Margasatwa oleh PATELKI

Vietnam, di sisi lain, menunjukkan minat yang tinggi terhadap buah Salak Bali. Permintaan yang tinggi di Vietnam, dengan harga mencapai 250 ribu Dong Vietnam per kg atau sekitar 157 ribu Rupiah per kg, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor buah Salak Bali.

Kerjasama ini tidak hanya berfokus pada teknologi dan produktivitas pertanian, tetapi juga pada akses pasar. Kedua negara sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Pertanian (Working Group on Agriculture) yang akan membahas penyelesaian berbagai hambatan akses pasar komoditas pertanian, serta mobilisasi investasi pertanian kedua negara.

 

Komitmen Kuat antar Kedua Negara

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) on Agriculture Cooperation oleh kedua Menteri Pertanian menjadi bukti komitmen kuat kedua negara untuk memperkuat kerjasama di sektor pertanian. MoU ini menginisiasi pembentukan Kelompok Kerja Pertanian (Joint Agricultural Working Group) yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan rencana kerja konkret dalam pembangunan pertanian yang saling menguntungkan.

Kerjasama antara Indonesia dan Vietnam dalam pengembangan teknologi pertanian lahan rawa memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan di kedua negara. Dengan memanfaatkan teknologi dan pengalaman yang saling melengkapi, kedua negara dapat mencapai hasil yang optimal dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat.

[Sumber]