Home Info Agribisnis Industri Kian Krisis Garam

Industri Kian Krisis Garam

1296
SHARE

Beberapa rumah industri pemakai bahan baku garam kini kian merasakan sulitnya dalam mendapatkan garam di jangka sebulan yang terakhir ini. Usai adanya stok garam nasional kini dalam masa menipis seusai kegagalan petani dalam memanen di tahun kemarin.

Ade Sudrajat yang juga Ketua Umum dari API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia) mengatakan kalau garam sejuah ini sangat dibutuhkan di industri tekstil mengingat mereka memakainya untuk proses pencelupan. Memang ini juga berkaitan dengan mesin pencelupannya apa dalam kapasitas banyak maupun sedikit soal keperluan mereka memakai garam.

“Saat ini memang industri memakai garam juga untuk proses pencelupan. Soal kapasitas pemakaian garam juga tergantung tingkap kebutuhannya usai kebutuhan ini juga berkaitan dengan jumlah mesinnya,” ungkap dia ke media.

Simak Juga:  Bulog Cuma Serap Sedikit Gabah Petani

Di keadaan normal memang selama ini permintaan garam biasanya memang sangat mudah distok produsen. Namun dalam akhir-akhir ini memang permintaan sering telat dan juga stoknya terbatas. Malahan ada juga masalah lainnya yakni harga garam juga ikutan melonjak usai langkanya pasokan itu. Soal harga garam, jenis K1 seharga Rp750/kg. Dan garam k2 saat ini dijual Rp550/kg kemudian garam k3 dijual Rp450/kg.

Dalam catatan, soal kebutuhan garam di industri tekstil dalam tahun ini di kisaran 200.000 ton. Industri sabun dan deterjen kini juga membutuhkannya di kisaran 30.000 ton, farmasi 3.000 ton, pakan ayam 200.000 ton, petrokimia dan pulp kertas sebesar 2 juta ton, serta pengeboran minyak sebanyak 50.000 ton.

Simak Juga:  Harga Gabah dan Nilai Tukar Petani Menurun Drastis