Home Bisnis & Wirausaha Industri kreatif tahan deraan resesi ekonomi

Industri kreatif tahan deraan resesi ekonomi

1921
SHARE

Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Muhammad Awaluddin mengatakan industri kreatif jenis digital maupun nondigital sangat layak dikembangkan di Indonesia karena mememiliki daya tahan terhadap resesi ekonomi.

Awaluddin yang juga Direktur Enterprises and Business Services PT Telkom Indonesia mengemukakan hal itu di Makassar, Kamis, pada talkshow “Konsumen cerdas dengan nasionalisme tinggi menggunakan produk dalam negeri” dan pelantikan IMA Chapter Sulsel periode 2015–2017.

“Data Kementrian Perdagangan, industri kreatif Indonesia tertinggal tetapi memiliki potensi yang luar biasa. Orang pergi ke Bandung mencari distro dan di sana banyak sekali. Bagus juga kalau di Makassar ada distro anak muda yang jualan jeans,” katanya.

Dia menceritakan kalau dirinya sempat hadir pada pertemuan APEC di Bali yang dihadiri banyak kepala negara.

Simak Juga:  Skema DMO Minyak Goreng Dirombak, Petani Sawit Terdampak?

“Saat itu Presiden Korea Selatan berpidato bahwa Korea Selatan tidak khawatir dengan terjadinya resesi ekonomi karena industri di sana sudah bergeser ke industri kreatif, digital maupun nondigital. Demam K-Pop di Indonesia saja sudah memperlihatkan hal itu,” katanya.

Awaluddin mengatakan industri kreatif itu tidak terpengaruh sumber daya alam maupun infrastruktur namun lebih kepada sumber daya manusianya, namun demikian di Indonesia dukungan terhadap industri kreatif masih terbatas sedangkan pelakunya sudah banyak.

Menurut Awaluddin dari 100 pelaku UKM di Indonesia hanya empat hingga lima saja yang menggunakan teknologi informasi atau online sehingga digital literasi-nya masih rendah.

Awaluddin juga mengatakan kalau marketing sekarang sudah bergeser dari marketing tradisional ke marketing digital sedangkan pemahaman konsumen bergeser dari marketing sebagai produk atau jasa menjadi marketing sebagai “human spirit”.

Simak Juga:  Pabrik Gula Pradjekan Fokus Target Penjualan

“Saat ini pengguna Facebook di Indonesia 70 jutaan, pengguna Twitter 40 jutaan. Kita mendorong agar pengguna sosial media lebih produktif bukan konsumen lagi,” katanya.

Dia mengharapkan kepada Pemprov Sulsel agar UKM tidak hanya diberi akses modal tetapi juga akses pasar dengan teknologi informasi.

“Pengunjung Pasar Tanggulangin, Sidoarjo, yang memproduksi tas mulai berkurang karena lumpur Lapindo, namun mereka tidak tinggal diam. Kalau dulu konsumen berkunjung dengan naik kendaraan, sekarang mereka membeli secara online. Bahkan katanya ada peningkatan pembeli 40 persen,” katanya.

“Saat ini, 250 juta penduduk Indonesia ada pada usia produktif di dunia online. Mereka mendominasi kehidupan. Lima sampai 10 tahun ke depan anak-anak makin melek digital informasi,” pungkasnya.