Kesadaran ekonomi kreatif di tengah-tengah masyarakat terus meningkat serta memiliki potensi besar menyumbang perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, kata Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Soetrisno di Bandung, Senin.
“Kami optimistis pasar industri kreatif nasional akan tembus Rp900 T atau tumbuh 28,5 persen dibanding tahun 2014,” kata Agung Suryamal.
Menurut dia, perkembangan industri kreatif Indonesia sangat signigikan, dan kian memiliki beragam jenis serta membentuk pasar sendiri baik di dalam maupun di luar negeri.
Kontribusi terhadap perekonomian juga kian berperan besar tak hanya mendatagkan devisa dan mendorong pertumbuhan tapi juga kian nyata mampu menerap tenaga kerja.
“Keterlibatan dalam industri kreatif baik langsung maupun tidak langsung, kehadirannya bisa mengentaskan pengangguran,” katanya.
Pada periode 2015-2019 pengembangan industri kreatif ini difokuskan pada 15 subsektor antara lain kerajinan, kuliner, seni pertunjukan, seni rupa, serta film dan fotografi.
Bertambahnya usia produktif dari sisi positif memiliki potensi perkembangan dari industri kreatif ini. Target pertumbuhan bisa mencapai Rp200 triliun. Tahun lalu Kadin Indonesia mencatat nilai pasar Industri kreatif Indonesia mencapai Rp700 triliun, dengan asumsi peningkatan pasar Rp200 triliun atau tumbuh 28,5 persen.
Sementara itu kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) tercatat pada 2010 mencapai Rp185 triliun dan dengan rata-rata pertumbuhan lima persen per tahun dalam kurun waktu 2010-2014 mencapai sekitar Rp215 triliun.
“Pada periode tersebut industri kreatif dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6 persen dari total angkatan kerja nasional,” katanya.
Sedangkan pada tahun ini kontribusi industri ini terhadap PDB kemungkinan hanya sembilan persen.
Industri kreatif yang mengalami peningkatan signifikan antara lain industri perfilman nasional. Masyarakat harus menonton film yang dibuat oleh insan film nasional, dengan ditonton maka industri ini akan terus berjalan dan berkembang.
“Dari sisi daya saing industri kreatif Indonesia semakin baik dan itu menjadi modal untuk masuk ke Masyarakat Ekonomi ASEAN,” kata Agung Suryamal Soetrisno menambahkan.