Balai Embrio Ternak (BET) Desa Cipelang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, memberikan nama Sukhoi untuk tiga unit kandang pemeliharan sapi yang ada di sana.
“Kami memberikan nama Sukhoi karena dulunya Balai Embrio Ternak pernah dijadikan salah satu posko pencarian dan evakuasi jatuhnya pesawat Sukhoi SJ -100 di Gunung Salak pada Mei 2012 lalu,” kata Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang, Tri Harsi, di Bogor, Selasa.
Ia mengatakan, tiga unit kadang tersebut diberi nama Sukhoi 1, Sukhoi 2 dan Sukhoi 3 berada di sisi Timur BET. Kandang tersebut menjadi tempat pemeliharaan sapi resipien sekitar 200 ekor.
Kandang tersebut selesai pembangunannya tiga bulan pascaoperasi Sukhoi ditutup oleh Badan SAR Nasional evakuasi setelah seluruh bagian tubuh korban ditemukan, begitu juga dengan kotak hitam (black box).
“Sewaktu proses evakuasi berlangsung, tiga kandang ini sedang dalam proses pembangunan, tidak lama setelah operasi Sukhoi ditutup kandang selesai, lalu kita berikan nama pesawat itu,” katanya.
Balai Embrio Ternak Cipelang menjadi saksi bisu tragedi Sukhoi Super Jet 100 yang menewaskan sekitar 45 penumpang dan awaknya pada Mei tiga tahun silam.
Balai tersebut dijadikan posko kendali Operasi pencarian dan evakuasi korban pesawat Sukhoi SJ-100 karena posisinya yang berada cukup dekat dengan lokasi jatuhnya pesawat buatan Rusia tersebut.
Selama hampir sepekan Balai Embrio Ternak menjadi tempat bagi para relawan dan Tim SAR melakukan operasi kemanusiaan, yang selama 24 jam beraktivitas.
Kondisi demikian membuat sapi-sapi yang dipeliharan di sana mengalami stres karena dikunjungi ratusan orang setiap harinya. Petugas Balai Embrio Ternak pun berupaya untuk menenangkan sapi dengan memberikan nutrisi yang cukup.
Selain memberikan nama Sukhoi pada tiga unit kadang, Balai Embrio Ternak juga memberikan nama Sukhoi pada bayi sapi yang lahir pada saat kejadian 15 Mei 2012 lalu.
“Pemberian nama Sukhoi untuk mengenang, kalau Balai Embrio Ternak ikut berperan dalam operasi kemanusiaan tersebut,” katanya.
Hampir tiga tahun berlalu, kondisi Balai Embrio Ternak sudah mengalami kemajuan, jalan menuju kadang yang dulunya belum beraspal kini sudah mulus dan dapat dilalui dengan nyaman.
Saat ini Balai Embrio Ternak memiliki 13 kandang terdiri dari kandang resipian A,B,C dan D, kadang Sukhoi 1,2 dan 3, serta kandang sapi jantan dan kandang lelang.
Pendirian BET Cipelang berawal dari pembentukan Pusat Pengembangan Bioteknologi Pertanian pada tahun 1991 yang diikuti dibuatnya jaringan kerja sama pembangunan peternakan pada tahun 1992.
Pada tahun 1993 disusun Rencana Induk Pemgembangan Bioteknologi Peternakan dengan dukungan penelitian dan pengembangan yang kuat. Tahun 1993/1994 dibentuk Pusat Aplikasi Bioteknologi Peternakan Unit Produksi Embrio.
Tahun 2014 BET Cipelang mampu memproduksi sebanyak 716 embrio dan 70 ekor bibit ternak unggul yang didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Sapi-sapi pejantan unggul yang dihasilkan BET Cipelang telah didistribusikan ke Balai Inseminasi Buatan (BIB) nasional maupun BIB daerah diantaranya BIB Singosari, BIB Lembang, BIBD Sumatera Utara, BIBD Yogyakarta, BIBD Lampung dan lainnya.
Sejak beroperasi 1994 hingga 2014 BET Cipelang telah mendistribusikan bibit pejantan unggul sebanyak 183 ekor, 9.132 embrio dan 373 ekor bibit betina.