Belum lama ini Pemerintah melalui kementerian Pertanian menyampaikan bahwa akan kembali membuka Kran impor jagung sebesar 200.000 Ton untuk kebutuhan nasional, hal ini memberikan tanggapan yang beragam, karena sebelumnya Kementerian Pertanian Mengkalim bahwa produksi jagung nasional sudah bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak ataupun untuk industri. Namun nyatanya saat ini Impor jagung kembali dilakukan untuk bisa memnuhi stok jagung nasional dan juga untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak UMKM. Yang menjadi pelaksana impor ini adalah Perum Bulog, saat ini Perum Bulog sudah mendapatkan rekomendasi untuk melakukan Impor karena sudah mendapatkan izin juga untuk membuka kran impor jagung.
Menurut Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), impor jagung ini dilakukan sebagai stok untuk menjaga jika sewaktu waktu terjadi kelangkaan jagung dipasar. Selain itu juga Impor jagung ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peternak kecil bukan untuk industri besar. jadi, impor ini dilakukan sebagai stok cadangan jagung nasional, jika sewaktu waktu terjadi kelangkaan Kemtan sudah bisa mengatasinya sehingga tidak akan terjadi lonjakan harga dipasaran. Karena sebelumnya harga jagung sempat mengalami lonjakan akibat sedikitnya pasokan jagung dipasaran terutama untuk kebutuhan industri ternak sehingga berdampak terhadap kenaikan harga jagung.
Walaupun Perum Bulog sudah mendapatkan Rekomendasi untuk impor jagung sebesar 200.000 ton namun hal ini masih belum terlaksana sebab masih menunggu Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan (Kemdag). Sampai saat ini masih belum diketahui dari negara mana Indonesia akan melakukan impor jagung sebab Perum bulog masih enggan untuk menjelaskan. Namun biasanya Perum bulog mengimpor jagung dari Amerika Serikat, Spanyol dan Ukraina. Jagung impor ini masih dijual bulog pada kisaran harga Rp 3.700 – Rp 3.800 Perkg. namun jagung ini masih akan diutamakan untuk kebutuhan industri ternak menengah bukan untuk industri ternak besar.