Pelaku usaha agribisnis menyatakan kesiapan untuk mengembangkan pisang cavendish di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dengan menggandeng petani setempat sebagai mitra.
Presiden Direktur PT Gendis Multi Manis (GMM) Kamadjaya di Blora, Jumat, menyatakan pisang cavendish permintaan pasarnya bagus dan saat ini masih banyak didatangkan atau diimpor dari luar.
Dia mengungkapkan impor pisang cavendish tersebut diperkirakan mencapai 100 kontainer setiap bulan.
“Untuk mengisi celah pasar impor inilah kami berniat mengembangkan pisang cavendish di sini,” katanya saat menerima kunjungan wartawan di pabrik gula PT GMM Blora.
Menurut dia, pengembangan komoditas hortikultura tersebut akan dilakukan pada lahan seluas 40 hingga 50 hektare di sekitar pabrik gula miliknya.
Ia mengatakan nanti pihaknya akan menyediakan bibit pisang tersebut dan selama tiga hingga empat tahun pertama lahan petani akan disewa sedangkan petani bekerja di pembibitan pisang.
“Setelah masa kontrak lahan habis maka tanaman menjadi milik mereka,” katanya.
Kamadjaya menyatakan biaya produksi untuk budidaya pisang cavendish sekitar Rp4 juta hingga Rp5 juta per hektare antara lain untuk bibit, pupuk dan lain-lain, sedangkan hasil yang diperoleh dapat mencapai Rp40 juta/ha.
“Pisang cavendish ini memiliki pasar yang bagus. Oleh karena itu harus ada pengembangannya (di dalam negeri),” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk dapat lebih fokus mengembangkan usaha budidaya pisang cavendish pihaknya berencana mengundurkan dari jabatan Presiden Direktur PT GMM pada akhir tahun ini.
“Akhir tahun ini saya mau fokus ke budidaya pisang. Saya akan mundur sebagai Presdir PT GMM,” katanya.