Pemerintah dalam waktu dekat akan mencoba merumuskan soal cara mengatasi akan adanya dampak perubahan iklim yang ada di pulau-pulau kecil.
Dimana Sahat M. Panggabean selaku Kemenko Maritim dalam siaran pers, di hari Selasa (14-2-17), memberikan keterangan solusi ini akan ditempuh usai adanya adaptasi (dalam mengatasi melalui jalur antisipatif / reaktif) dan juga melalui mitigasi (langkah mengurangi era globalisasi). Nantinya kementerian serta lembaga pun diminta menjalani mitigasi soal kasus ini dan juga cara mengatasinya.
Saat ini pemerintah, dalam unggahan dari Sahat, memang sekarang begitu fokus ke soal adaptasi. Usai ini begitu berpengaruh penting dalam hal itu. Adaptasi bakalan mengacu ke dokumen RAN-API (Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim).
“Mengenai targetnya, saat ini masih dicari apa nanti menimbulkan potensi dan mampukah kedepan nanti cocok disinerjikan bersama, ini juga menganai organisasi Internasional, contohnya PBB dan juga yang berkaitan dengan adaptasi perubahan iklim, khususnya ada di Tanah Air,” ungkap dia saat menjalani siaran pers.
Dalam waktu yang sama, Arie Herlambang dari PTL BPPT mengatakan kalau BPPT di beberapa tahun yang terakhir bakalan menggelar kegiatan guna menyediakan air bersih guna jadi salah satu bentuk adapatasi ke kasus adanya kekurangan air bersih dalam wilayah itu.
“Septic tank akan kami upayakan menyebar disana, usai di pulau tersebut memang minim pembuangan dan disana sering kali air tanah bercampur bersama air pembuangan kotoran,” ungkapnya.
Dalam kedepannya BPPT, juga akan membangun 1 septic tank dan dipakai untuk 10 rumah. Dengan ini pencemaran ditargetkan akan turun sampai di kisaran 95%.
