Home Bisnis & Wirausaha Sinar Mas Agribusiness and Food Dorong Para Mitra Wujudkan Kemamputelusuran & Ketenagakerjaan...

Sinar Mas Agribusiness and Food Dorong Para Mitra Wujudkan Kemamputelusuran & Ketenagakerjaan Bertanggung Jawab Demi Sawit Berkelanjutan

1234
SHARE
Kiri ke Kanan: Syukur Sarto (SPSI), Irfan (ILO), Adrian Suharto (Neste), Sumarjono Saragih (GAPKI), Agus Purnomo (Sinar Mas Agribusiness and Food), Gianto Widjaja (Sinar Mas Agribusiness and Food), Fitrian Ardiansyah (IDH), Dani Rahadian (SNV), Nasuha (Cargil), Imanuel Manurung (Agricinal)

Jakarta, 7 Desember 2017 – Sinar Mas Agribusiness and Food, anak perusahaan dari Golden Agri-Resources (GAR), hari ini menyelenggarakan SMART SEED III (Social and Environmental Excellence Development) di Hotel Pullman, Jakarta.

Acara yang diadakan untuk yang ketiga kalinya ini merupakan pelatihan pengembangan yang ditujukan untuk para pemasok independen yang bertujuan menggarisbawahi pentingnya manfaat ekonomi dan sosial dari kemamputelusuran dan praktik perburuhan yang adil, juga untuk mengeksplorasi berbagai praktik terbaik dalam pelaksanaan serta bagaimana mengatasi tantangan yang ada.

Pembicara dari berbagai perusahaan agribisnis terkemuka, asosiasi industri, badan pemerintah dan lembaga multilateral seperti IDH, Agricinal, SNV, Neste, Kementerian Ketenagakerjaan RI, KSPSI ILO, GAPKI, Cargil, dan perwakilan dari Sinar Mas Agribusiness and Food, berbagi keahlian mereka kepada 200 peserta pada dua sesi diskusi panel.

Pelatihan ini juga mempersiapkan para pemasok untuk mengikuti program Traceablity to Plantation (TTP) yang diadakan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food, serta memberikan pelatihan cara meningkatkan praktik perburuhan di industri ini.

Kiri ke Kanan:
Hendi Hidayat (Moderator), Adrian Suharto (Neste), Agus Purnomo (Golden Agri-Resources), Fitrian Ardiansyah (IDH), Imanuel Manurung (Agricinal) dan Dani Rahadian (SNV)

Dalam sambutannya, Direktur Sinar Mas Agribusiness and Food, Dr. Ing. Gianto Widjaja, mengatakan, “Kami harapkan acara ini tidak sekadar menggagas wacana, melainkan juga menjadi peluang para pihak untuk menjalin kerjasama, berbagi cerita tentang keberhasilan dalam penerapan prinsip sawit berkelanjutan di lapangan dan bersama-sama mencari jalan keluar atas beberapa permasalahan yang di hadapi sektor perkebunan sawit.

Simak Juga:  Skema DMO Minyak Goreng Dirombak, Petani Sawit Terdampak?

Sebagai pelaku bisnis, kami juga membutuhkan usulan, arahan dan rekomendasi dari stakeholder, agar sektor sawit menjadi lebih baik, semakin matang dan bertanggungjawab dalam berbagai aspek pengelolaan lingkungan, memberi sumbangsih nyata pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, serta perekonomian Indonesia secara keseluruhan.”

Agus Purnomo, Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri-Resources, mengatakan “Kemamputelusuran membutuhkan usaha dan waktu yang intens, namun kami berupaya mempermudah hal ini dalam prosesnya dan memberi panduan praktis kepada pemasok kami.

Kami akan membantu mereka mengatasi tantangan yang muncul pada proses ini, dan mendukung mereka dalam menerapkan praktik yang berkelanjutan.”

Saat ini, GAR sedang dalam perjalanannya untuk mencapai 100 persen kemamputelusuran pada perkebunan untuk pemasok independen pada tahun 2020.

Dr. Widjaja juga menegaskan kembali komitmen perusahaan untuk memperkuat hak-hak pekerja, yang merupakan komponen utama dari GAR Social and Environmental Policy (GSEP) atau Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR (KSLG) yang diluncurkan pada tahun 2015.

Beliau mendorong para pemasok untuk melakukan hal yang sama, dengan menghindari eksploitasi tenaga kerja, menciptakan lingkungan kerja yang sehat, serta membangun hubungan industrial yang harmonis dengan para pekerja.

Sesi diskusi panel SMART SEED III di Hotel Pullman, Jakarta

Ibu Sumondang, Kepala Sub Direktorat, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, menegaskan hal senada, “Pemenuhan hak-hak pekerja memperkuat hubungan antara perusahaan dan karyawannya, hal ini memberikan dampak positif pada produk minyak sawit yang dijual di dalam dan luar negeri.

Simak Juga:  Skema DMO Minyak Goreng Dirombak, Petani Sawit Terdampak?

Berkat kemajuan sosial dan lingkungan yang signifikan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan terbesar di negara ini, minyak sawit telah menjadi salah satu produk ekspor unggulan Indonesia,” ujarnya. Di akhir sambutannya, Ibu Sumondang menekankan bahwa pemerintah sudah memberikan kemudahan bagi perusahaan, untuk itu, perusahaan diharapkan untuk dapat memenuhi hak dan kewajibannya sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan.

Selain para pemasok, pelatihan ini juga dihadiri oleh Neste, sebagai perwakilan dari pihak pelanggan, serta organisasi multilateral Indonesia dan internasional, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti World Wildlife Fund, Aidenvironment, PKPA, Koltiva, Daemeter, Geotraceability, TFT, SPSI, CNV, SNV, dan IDH.

Pelatihan SMART SEED secara berkala diadakan untuk terus meningkatkan praktik sosial dan lingkungan dalam produksi kelapa sawit melalui keterlibatan aktif para pemasok.

Keberhasilan dari program ini dapat dilihat dari pelatihan sebelumnya yang telah membantu para petani mandiri untuk belajar dan memperoleh sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil certification (ISPO), serta mendapatkan akses untuk Pendanaan Inovatif (Innovative Financing) dari Pemerintah Indonesia dan KADIN.

Pelatihan ini juga didukung oleh kunjungan lapangan secara reguler ke pemasok untuk menangani masalah secara individual, pelatihan khusus, dan saluran bantuan khusus untuk pemasok.