Home Info Agribisnis Tingkatkan  Performance Ayam dengan OTM

Tingkatkan  Performance Ayam dengan OTM

1857
SHARE

Seri Peternakan Ayam – Usaha untuk meningkatkan performance ayam akhir-akhir ini bukan perkara mudah. Sebab, ayam sudah mengalami seleksi genetik yang sangat ketat. Ada sejumlah batu sandungan yang menjadi penghambat  peningkatan itu. Salah satu batu sandunagn itu adalah terletak pada lingkungan yang seringkali kurang mendukung.

Aspek pemanasan global berakibat pada kenaikan suhu. Saat suhu tinggi dengan kelembaban yang tingi juga. Akan berakibat stress pada ayam. Dalam kondisi stress kekebalan tubuh ayam akan semakin menurun, sehingga semakin mudah untuk terserang penyakit.

Saat ayam makan, sebenarnya akan mengeluarkan panas, kalau kondisi kandang dalam keadaan panas tinggi, maka ayam tidak bisa mengeluarkan panas yang berada dalam tubuhnya. Akibatnya, ayam akan mengalami stress.

Di Indonesia suhu yang paling nyaman untuk ayam adalah jam 3 pagi. Padahal, waktu itu sedang tidak ada aktifitas pemberian pakan. Pemberian pakan sendiri diberikan pada saat kondisi ayam sudah mengalami stress karena suhu. Akibatnya, metabolisme menjadi terganggu.

Pemanasan global juga berdampak pada kualitas tanaman yang kurang baik, padahal hasil produk dari tanaman itu seperti jagung, kedelai nantinya befungsi sebagai bahan baku pakan yang akan dimakan oleh ayam. Sedang peternak tidak punya pilihan untuk mendapatkan bahan baku lain.

Simak Juga:  Tinjauan Presiden Jokowi untuk Bulog

Akibatnya, performance ayam akan semakin menurun. Oleh karena itu, tugas terbesar di waktu mendatang adalah bagaimana memperbaiki semuanya, terlebih lagi sekarang ini sudah terjadi perubahan genetik ayam yang luar biasa, sehingga membutuhkan sistem baru yang lebih cocok, meninggalkan sistem lama yang kurang cocok, strategi yang terbaik adalah bagaimana mengerti maunya ayam.

Salah satu alternatif untuk perbaiki semua kondisi ini adalah dengan memperbaiki kondisi pakan. Dimana setting pakan disesuaikan dengan kebutuhan pakan ayam, sesuai dengan protein yang dibutuhkan oleh ayam, atau penambahan mineral sesuai yang dibutuhkan.

Perbaikan yang terbaik adalah dengan menggunakan organic trace mineral (OTM), karena bisa diabsorbsi dengan baik.

Penggunaan OTM bisa melalui dua mekanisme, yaitu dengan reduce atau replace, contoh reduce adalah dalam sebuah penelitian dilakukan pengurangan 50% mineral normal, dengan 50% OTM. Hasilnya, telur yang retak dan pecah lebih sedikit, bahkan telurnya bagus-bagus semua.

Sementara untuk kekebalan, dilihat ternyata lebih tinggi dan lebih seragam .Sementara itu pengujian di layer dengan replace di ayam lohman hasilnya,  mortalitas turun, total produksi naik, hatching-nya juga meningkat, serta produksi doc betina meningkat sangat significan.

Simak Juga:  Indonesia dan Vietnam Jalani Kerjasama Pertanian Lahan Rawa

OTM juga sudah dicobakan di broiler breeder, hasilnya total telur meningkat, hatching egg  meningkat, afkir after grading juga sedikit. Sedang pada broiler dengan populasi 1 juta, dengan mekanisme reduce didapatkan hasil adanya penurunan mortalitas, FCR-nya lebih rendah, kalau dipotong kualitasnya lebih bagus, kepatahan tulang juga lebih rendah. pada awalnya peternak memang menggunakan Inorganic Trace Mineral ( ITM).

Sebab, trace mineral (TM) itu yang pertama tersedia di pasaran, sehingga gampang di dapat, serta harganya murah. Namun, disisi lain ternyata ITM bukan sumber TM yang baik, tidak aman bagi ayam, terlebih lagi sekarang sudah terjadi perubahan genetik pada ayam.

Ada kemungkinan ITM terbuang sekitar 73%, apalagi bioavailibilitas  dari ITM juga  rendah, maka seringkali dalam pemakaiannya membutuhkan  tambahan-tamabahan lagi.

Sehingga alternatif yang terbaik untuk sekarang adalah dengan menggunakan OTM, karena dalam OTM ada bahan pembawa organik yang akan meningkatkan kualitas mineral itu sendiri, serta  akan meningkatkan absorbisi dari TM itu. (Muhrishol Yafi)