Menghasilkan anakan dari ternak yang sedang kita pelihara adalah peristiwa yang sangat menggembirakan. Namun, dalam kenyataannya, tidak selamanya apa yang kita inginkan itu terjadi, ada kalanya ternak tidak mampu untuk menghasilkan anak, karena ternak sedang mengalami gangguan pada sistem reproduksi. Salah satu penyakit yang mempunyai ciri khas menyerang saluran reproduksi adalah penyakit toxoplasmosis.
TENTANG TOXOPLASMOSIS
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa toxoplasma gondii. Penyakit ini bersifat zoonosis yang secara alami dapat menyerang manusia, ternak (domba, sapi, babi dan bangsa burung), hewan peliharaan atau kesayangan dan satwa liar. Toxoplasma gondii pada inang definitif (kucing dan familinya seperti macan tutul, harimau) dan pada inang perantara yaitu: domba, kambing dan manusia mempunyai tiga bentuk infektif yaitu : takizoit(tropozoit), kista dan ookista. Perkembangbiakan T. gondii dapat terjadi secara seksual dan aseksual, berlangsung pada inang definitif yaitu kucing dan sejenisnya.
Apabila kucing memakan tikus atau burung yang terinfeksi T.gondii bentuk kista, ookista di dalam usus halus kucing akan berkembang secara seksual yang menghasilkan gametogoni (mikrogamet dan makrogamet) dan mengalami proses fertilisasi menjadi skizon, kemudian berkembang menjadi ookista dalam jumlah yang sangat besar, kurang lebih 10 juta sehari selama 2 minggu. Ookista yang keluar bersama tinja kucing yang menderita toksoplasmosis, akan bersporulasi apabila berada di tempat yang kondusif.