Terhitung sejak periode Januari hingga Agustus 2018, ekspor komoditas pertanian Indonesia anjlok 20.98% menjadi US$ 300 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan ekspor ini diakibatkan oleh melonjaknya produksi komoditas perkebunan dipasar internasional sehingga harga menjadi turun seperti yang terjadi pada komoditas kakao dan kopi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian pada periode tersebut merosot karena ekspor kopi, aromatik, tanaman obat dan rempah-rempah dan buah tahunan menurun. Dari data BPS memperlihatkan nilai Ekspor kopi pada Januari hingga Agustus 2018 turun 37.54% menjadi US$ 524.257. Ekspor buah-buahan tahunan turun 4,33% menjadi US$ 175.740.
Salah satu faktor juga yang memicu terjadinya penurunan ekspor karena kondisi keuangan internasional sedang mengalami tekanan. Seperti ekspor kopi dan rempah turun akibat kondisi keungan global yang tidak pasti dilain sisi produksi dalam negeri sedang berkembang.
Penurunan ekspor kopi masih bisa diatasi dengan penyerapan dalam negeri yang cukup besar. Dan hal tersebut juga terjadi pada komoditas biji kakao yang tercatat mengalami kenaikan sebesar 11,95% menjadi US$ 43.667.
Biasanya harga kopi basic Indonesia berada di kisaran Rp 27.000 perkg, namun sekarang berada dikisaran Rp 24.000 perkg. Untuk harga global biasanya US$ 1.700 per ton, sekarang US$ 1.500 ton