Home Info Agribisnis Ancaman yang Harus Diwaspadai Pemerintah dan Pebisnis CPO

Ancaman yang Harus Diwaspadai Pemerintah dan Pebisnis CPO

623
SHARE
Petugas menunjukkan indukan kelapa sawit dalam pameran dan konferensi kelapa sawit (ICEPO) di Jakarta, Rabu (6/5). Pameran yang berlangsung hingga 8 Mei 2015 tersebut menampilkan produk serta teknologi sawit. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/Rei/ama/15.

Kondisi pasar saat ini sedang memberikan tekanan yang besar terhadap pelaku  bisnis dan pemerintah, hal itu disebabkan dengan proteksionesme dari sejumlah importir datang dari berbagai negara hingga terjadi pergerakan pasar yang sangat fluktuatif.

Sesuai dengan keterangan Joko Supriyono selaku Pimpinan Usaha Kelapa Sawit ancaman ini disebabkan dari lambatnya perdagangan Uni Eropa dengan India mengakibatkan tingkat kecenderungan berbagai negara yang semakin tinggi dan protektif agar tidak terjerumus dengan kondisi pasar saat ini.

Situasi ini harus segera di atasi dengan berbagai strategi jitu untuk perdagangan Nasional, menganalisa seberapa besar impor yang akan dilakukan serta perjanjian bilateral harus segera dibuat.

Hal yang perlu untuk diantisipasi ialah serapan pasar yang rendah sebaiknya tidak diperpanjang agar secepatnya untuk ditinggalkan. Namun jumlah produksi yang semakin tinggi kita harus berjuang untuk persaingan yang terjadi dipasar, menmbah hubungan dagang serta meningkatkan jumlah permintaan secara sistematis.

Simak Juga:  Durian Jadi Buruan di China

Bukan hal yang mudah untuk mengatasi permasalahan ini, agar tidka terjerumus seperti di UE sebaikanya kita mampu meng-handle situasi pasar dengan lebih baik.

Ancaman juga datang dari sejumlah pebisnis menyak nabati dengan perluasan lahan, sedangkan pemerintah sendiri sedang menggalakkan pemberhentian ekspansi. Hal itu untuk mencegah tergilasnya peluang di pasar, selain itu untuk menjaga produktivitas agar tetap mampu bersaing dengan pasar dunia.

Pergerakan harga dari sektor komoditas tidak mudah untuk di kontrol tanpa adanya stok barang menghadapi persaingan di pasar.