Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) mengharapkan agar pemerintah bisa meningkatkan infrastruktur pascapanen. Infrastruktur yang dimaksud seperti, menyediakan silo dan dryer, terutama untuk dikawasan sentra produksi jagung. Tentunya hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi jagung petani sehingga kualitas bisa terjaga dengan baik.
APJI menyebutkan karena kualitas jagung yang tidak baik, harga pembelian yang diterima petani sangat rendah. Diprediksi pada tahun 2018 ini produksi jagung akan naik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan produksi yang tinggi tidak diimbangi dengan pascapanen yang memadai. Hal tersebut dikhawatirkan bisa menjatuhkan harga jagung dipasaran. Saat ini masih banyak petani jagung yang melakukan pengeringan dengan cara tradisional. Cara tersebut dianggap bisa menurunkan kualitas jagung, selain itu kadar airnya pun masih tinggi karena hanya dijemur begitu saja
Hal tersebut bisa berimbas pada petani yang berasal dari wilayah yang jauh atau yang didaerahnya tidak memiliki industri pakan ternak. Perlu diketahui juga, Distribusi jagung dari petani ke industri sangat susah, hal ini menjadi kendala pendistribusian jagung petani daerah.
Ketika produksi jagung sedang tinggi, banyak para petani diwilayah tertentu yang menjual jagungnya kepada tengkulak yang memiliki modal besar. Tentunya jagung tersebut dijual dengan harga murah. Lalu tengkulak akan menjual jagung ke indsutri dengan harga yang lebih tinggi.