Usaha sapi potong yang ada di Indonesia diharapkan meningkatkan hasil produksi yang lebih baik, himbaun tersebut langsung dari Gabungan pelaku usaha peternakan sapi potong Indonesia. Kondisi setelah melihat sejumlah laporan dari hasil produksi Gapuspindo, BPS dan pemerintah.
Sesuai keterangan dari Joni Liano selaku Direktur Eksekutif Gapuspindo yang menemukan sejumlah perbedaan dari produksi ketiga lembaga pertanakan tersebut. Beliau juga menekankan untuk penyesuaian data yang akan menjadi acuan agar memberkan kebijakan yang lebih tepat.
Jika salah dalam mengambil kebijakan makan akan berdampak terhadap populasi sapi lokal yang akan semakin terkuras, karena setiap lembaga peternakan juga memiliki program wajib yakni populasi.
Target dari Gapuspindo dalam tahun ini harus mempu memproduksi sapi sebesar 356.206 ton, dan itu masih jauh dari permintaan yang mencapai 782.830 ton dan masih terjad defisit sebesar 426.624 ton. Sedangkan untuk target dari pemerintah produksi sapi harus mencapai 360.397 ton dari jumlah kebutuhan keseluruhan sebesar 712.893 ton dan itu masih terjad defisit sebesar 352.496 ton.
Sedangkan target dari BPS untuk produksi daging sapi mencapai 404.590 ton, sedangkan jumlah permintaan yang harus dipenuhi sebesar 686.270 ton. Sudah bisa dipastikan defisit yang ada tidak terlalu besar hanya mencapai 281.680 ton seperti dari Gapuspindo dan pemerintah.
Kondisi tersebut yang membuat Joni mengharapkan ada persamaan acuan untuk jumlah data produksi daging sapi nasional, agar tidak terjadi kekhawatiran yang menyebabkan terganggunya hasil produksi.