Keterangan dari KEMENTAN dengan adanya kepercayaan terkait poduksi jagung yang ada dalam negeri saat ini masih dalam kondisi stabil.
Meskipun masih terjadi laporan impor jagung sebesar 100.000 ton, sesuai pernyataan dari Sumardjo Gatot Irianto jumlah tersebut terbilang masih sedikit tidak akan mempengarhi produksi jagung dalam negeri yang saat ini masih jauh dari target permintaan.
Hanya dari sejumlah pengamat saja yang masih mempermasalahkan terkait pengimporan jagung, sedangkan pihak dalam negeri sendiri sudah menginginkan untuk segera mengekspor jagung dengan jumlah ribuan ton ke berbagai negara, kondisi tersebut yang masih menjadi pertanyaan akan tindakan impor jagung.
Meskipun jumlah ekspor lebih banyak namun impor jagung sebesar 100.000 ton tersebut menajdikan berbagai pengamat mempertanyakan kondisi surplus yang sedang dialami saat ini.
Langkah impor tersebut ternyata bukan karena stok produksi yang kurang namun terkait dengan tatadistribusi jagung yang terjadi dalam negeri masih tidak merata. Karena masih ada berbagai wilayah yang jumlah stoknya melimpah namun juga masih ada yang kekurangan.
Dengan kondisi tersebut maka kebijakan impor jagung direalisasikan, meskipun banyak kritikan dari sejumlah pengamat yang tidak melihat jumlah dari perwilayah.
Tidka hanya itu jika masih mendatangkan jagung dari laur negeri tentunya akan mengalami defisit. Karena kita juga harus melihat dari kondisi pangan nasional saat ini mulai dadri produksi, distribusi dan pasar.
