Home Info Agribisnis Peternakan Ini Dampak Masuknya Daging Impor ke Pasar Tradisional

Ini Dampak Masuknya Daging Impor ke Pasar Tradisional

1742
SHARE

Untuk menstabilkan harga daging sapi dipasaran, Pemerintah melakukan impor daging kerbau beku. Harga daging impor tersebut ditingkat konsumen berkisar Rp 80.000 perkg. Pendistribusian daging tersebut melalui Perum Bulog. Saat ini daging impor tersebut sudah memasuki pasar tradisional.

Asosiasi Pedagang Daging Indonedia (APDI) menjelaskan sejak adanya regulasi yang mengizinkan daging kerbau masuk pasar tradisional, segmentasi pasar daging menjadi berubah. Sebab sebelumnya, segmentasi untuk pasar daging sudah terbentuk. Untuk pasar tradisional, orientasinya itu daging segar. Dipasar tradisional, konsumen daging sapi segar berasal dari ibu rumah tangga.

Karena banyaknya konsumen yang menginginkan daging sapi membuat ada beberapa pedagang yang akhirnya berbuat curang agar bisa mendapatkan keuntungan lebih. Menurut APDI, ada beberapa pedagang yang mencairkan daging beku (thawing) lalu kemudian di oplos dengan daging sapi aseli. Nantinya pedagang akan mengklaim jika daging tersebut merupakan daging sapi segar dan kemudian dijual dengan harga tinggi. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat juga sulit membedakan mana daging sapi segar dengan daging kerbau.

Simak Juga:  Apa itu Molase

Berdasarkan data APDI DKI Jakarta, Per Oktober 2017, harga daging segar paha depansekitar Rp 110.000 perkg, harga daging segar paha belakang Rp 115.00 perkg, lalu harga sandung lamur segar Rp 105.000 per kg, dan harga tetelan sebesar Rp 60.000 per kg.

Karena harga daging sapi segar berada diatas harga acuan pemerintah, selain untuk menstabilkan harga daging, tujuan pemerintah mendatangkan daging impor beku ini adalah untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat. Namun langkah ini dinilai tidak tepat, karena masyarakat lebih membutuhkan daging segar dibandingkan daging beku