Kinerja industri peternakan nasional masih belum bisa mencatatkan hasil yang cemerlang. Hal ini bisa terlihat dari kinerja perusahaan pakan ternak pada semester pertama 2017 yang tidak secemerlang tahun sebelumnya. Perusahaan pakan ternak seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk menorehkan penurunan laba bersih
Melihat dari laporan keuanganyang dirilis oleh CPIN, semester pertama 2017 laba bersih anjlok 17.9% menjadi Rp 626 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya di periode yang sama yaitu sebesar Rp 762 miliar. Walaupun laba bersih mengalami penurunan sejatinya pendapatan perusahaan mengalami kenaikan 30% year on year (yoy) menjadi Rp 12,014 triliun.
Penurunan laba terjadi akibat beban pokok penjualan yang mengalami kenaikan hingga Rp 10,595 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 7,586 triliun. Hal ini juga sama terjadi dengan Japfa, laba bersih anjlok hingga 67% menjadi Rp 91,42 miliar.
Di semester pertama, penjualan Japfa meliputi segmen peternakan dan produk konsumen sebsar Rp 2.68 triliun, pakan ternak Rp 2.53 triliun, day old chick (DOC) atau ayam umur sehari Rp 493,62 miliar
Menurut Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia (Gappi), penurunan laba bersih dari perusahaan pakan ternak karena terkena imbas dari kebijakan pemerintah. Sebab mulai tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) tidak akan lagi mengeluarkan izin impor jagung untuk pakan ternak, dilain sisi kebutuhan jagung untuk pakan ternak mencapai 50% sebagai komponen inti.