Berbagai tantangan untuk menghadapi perdagangan khsususnya dalam bidang komoditas harus segera mendapatkan solusi terbaik, beras yang menjadi bahan pokok masyarakat serta sebagai penghasilan ekonomi bagi petani. Ekspor beras medium mendapatkan tantangan baru harus mampu bersaing.
Tidak hanya sesuai yang dikatakan Assyfa Szamil Ilman terkait ekspor beras jenis medium saat ini harus terbentur dengan peraturan Permendag No.1 2018. Banyak kreteria yang harus dipenuhi dari kualitas yang harus sesuai dengan apa yang diingikan pasar internasional.
Kondisi ini mempengaruhi berbagai sektor yang harus tertahan untuk ekspor beras medium, bahkan peraturan terbaru untuk ekspor yang medapatkan ijin hanya beras premium.
Aturan dari permendag No.1 2018 menyesuaikan permintaan pasar internasional terkait komoditas beras bersama Bank Dunia. Kebijakan tersebut memang menjadi acuan untuk pecahan harga beras dunia.
Nah dengan melihat kondisi permintaan pasar saat ini pihak dalam negeri tidak bisa untuk memaksakan ekspor beras medium, setiaknya harus menyesuaikan dan jika masih bersikeras haru smencari pasar sendiri yang menampung kualitas besar medium yang saat ini dimiliki sejumlah petani yang ada di Indonesia.
Namun untuk langkah ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Beliau juga menambahkan harus dipertimbangkan ulang terkait opsi dua langkah tersebut, ekspor beras untuk saat ini masih belum mendapatkan kepastian apakah bisa dilaknsanakan atau justru tertahan karena kebijakan pasar internasional.
