Penggiat pertanian dalam kawasan Binjai mampu menghadirkan varietas Sidenok dimana sejauh ini memang merupakan salah satu varietas unggulan bersama kemampuan panen sebesar 10,1 ton gabah kering dalam setiap hektarenya.
Gunawan Hadisahputra selaku Direktur LPM Pilar Andalan Sinergi memberikan pernyataan, varietas tersebut mampu dikembangkan memakai teknologi IPAT-BO (Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik) bersama merk Rambutan.
Teknologi IPAT-BO tersebut memang mampu menghasilkan hasil padi 10,1 ton dalam setiap hektare bersama masa tanam selama 86 hari dan sejauh ini telah diujicobakan dalam areal persawahan di kawasan Kelurahan Sumber Karya, di Kecamatan Binjai Timur.
“Mampu hadirnya varietas unggulan itu aka dipakai dalam mendukung ketahanan pangan dan kedepan bakalan akan memajukan hasil di daerah itu,” kata dia saat hadir di Binjai, Jumat (10-3-17).
“Dalam jangka panjang kedepannya varietas Sidenok bakalan menjadi beras yang masuk dalam basis organik dan ini jadi salah satu produk unggulan asal Binjai, ini sudah menjadi salah satu keinginan dari Wali Kota Binjai, Muhammad Idaham,”imbuhnya.
Saat ini beras Binjai yang bercap Rambutan memang sudah didaftarkan guna mendapatan hak paten dari Kemenkum HAM. Dalam harga pasaran beras ini dijual Rp75.000 dalam setiap lima kg. Dan di Jakarta, saat ini harganya sudah sekitar Rp25.000 per kilogramnya.
“Salah satu keunggulan beras tersebut yakni tak memakai zat pemutih, apalagi pewarna serta pewangi, ini berasal dari satu varietas benih saja. Semua peani saat ini memang dalam penanganan tenaga ahli yang tau semua bidang pertanian,” tutupnya.