Home Info Agribisnis Perikanan Penyakit Udang Terus Mengintai

Penyakit Udang Terus Mengintai

2399
SHARE

Penyakit Udang Terus Mengintai Pola bertambak udang harus diubah untuk menangkal penyakit antara lain menurunkan kepadatan tebar, peningkatan kualitas air, dan menggunakan probiotik selektif Mati satu tumbuh seribu, begitulah ancaman penyakit budidaya udang yang selalu mengintai. Belum selesai petambak berjibaku dengan penyakit myo yang mulai menyerang beberapa tahun lalu, kini merebak penyakit berak putih.

Koordinator Shrimp Club Indonesia wilayah Indramayu, awal tahun ini petambak udang vanname di sepanjang Pantura (Pantai Utara) Jawa mengeluhkan banyaknya serangan penyakit udang. Penyakit yang menyerang antara lain white spot, myo, dan berak putih (white feces). Beragam penyakit tersebut, kata Budiono, mengakibatkan kematian udang tidak hanya sebagian tapi sampai terjadi gagal panen. “Saya melihat serangan penyakit ini dipengaruhi musim pancaroba yang membuat suhu air berfluktuasi tajam. Selain itu belum banyak petambak Pantura yang menerapkan tata kelola tambak udang yang baik dan benar,” paparnya kepada AGRINA medio Mei lalu di Indramayu, Jawa Barat.

Waspada White Feces

Pada sebuah forum seminar tetang penyakit udang belum lama ini di Indramayu, Supito Sumarto, Koordinator Pembesaran Udang Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara mengungkapkan, kemunculan penyakit White Feces Disease (WFD) atau berak putih cukup meresahkan dan belum sepenuhnya diketahui seluk-beluknya. Penyakit yang menyerang udang vanname ini, kata Supito, patut diwaspadai dan harus segera ditangani.

Supito mengulas, berdasarkan identifikasi bakteri oleh BBPBAP, pada hepatopankreas, usus, dan hemolimfa udang yang terserang WFD ditemukan Vibrio algynoliticus dan V. parahaemolyticus. Ketika dibandingkan dengan udang yang masih sehat, ternyata juga diketemukan kedua jenis bakteri tersebut kecuali pada hemolimp.

Infeksi bakteri itu sampai masuk ke tubuh udang memang belum bisa dijelaskan secara detail. Juga mengapa suatu saat bisa meledak menjadi WFD. Misteri ini belum sepenuhnya terpecahkan,” ungkap Supito. Namun ia menduga, bakteri vibrio tersebut menjadi patogen pada saat mendominasi lingkungan dan masuk melalui makanan yang dikonsumsi udang pada media (air) yang mengandung kedua bakteri itu.