Saat ini Asosiasi Pengusaha Perikanan Tuna Jepang mampu memperhitungkan ada sebanyak 3.000 ABK asal Indonesia sejauh ini bekerja dalam kapal-kapal ikan kala berlayar di kawasan Samudera Hindia, Pasifik sampai dengan Atlantik.
Jun Yamashita selaku Presiden Japan Tuna Fisheries Co-operative Assosiation mengutarakan kalau semua ABK it bekerja dengan baik serta memastikan semua pemilik kapal sudah memberikan perlindungan layak ke semua pekerja itu.
“Prinsip kerja kami, kalau semua kru kami bahagia, mereka bakalan bekerja sesuai target dan bisa meningkat produktivitas kerja secara baik juga,” kata Yamashita kala menjamu makan malam Susi Pudjiastuti, di Tokyo, (Selasa 11/4/17).
Dia juga mengatakan, pihaknya kini sama sekali tak keberatan kalau pihak pemerintah Indonesia saat ini menginginkan laporan reguler mengenai jumlah ABK dan dijadikan data pelengkap dalam upaya mereka melakukan perlindungan ke semua warga negara.
Jepang, sejauh ini memang negara yang menjadi salah satu pengkonsumsi ikan tuna dalam skala besar sebanyak 308.000 pertahun serta juga mendorong banyaknya industri penangkapan ikan dalam wilayah negara itu.
Soal berapa jumlah pekerja yang saat ini bekerja di kapal asing asing menjadi tanda tanya dan kini pemerintah sedang mendata keakuratannya.
Soal permasalahan ini, Susi juga memberikan apresiasi ke Asosiasi Pengusaha Perikanan Tuna asal Jepang kala bersedia menyetorkan semua data. Dia akan menegaskan kalau pemerintah juga berkepentingan dalam melindungi semua pelaut asal Indonesia serta memastikan kalau semua mendapatkan perlakuan manusiawi, bersama gaji memadai, serta juga perlindungan asuransi.