Home Info Agribisnis Peternakan Alasan Pedagang Tidak Menurunkan Harga Daging jadi Rp 80.000

Alasan Pedagang Tidak Menurunkan Harga Daging jadi Rp 80.000

1374
SHARE

Dalam wacana pemerintah terakhir bahwa harga daging pada saat Ramadhan harus turun dan berada di Rp 80.000, tetapi harga di daerah daerah sudah terlanjur mengalami kenaikan rata rata harga daging sapi di daerah mencapai Rp 100.000 – Rp 120.000, bahkan di pasar tradisional Majalengka sendiri harga daging sapi mencapai Rp 130.000/kg nya. Tetapi justru hal ini berkebalikan dengan harga ayam yang mengalami penurunan sebesar Rp 3.000 di Majalengka selepas sehari sebelum puasa dimulai. Tetapi seperti biasa pada tahun tahun sebelumnya pun, nampaknya tidak ada penurunan animo masyarakat terhadap kenaikan harga harga terutama pada daging sapi dan juga daging ayam. Masyarakat sendiri banyak yang memaklumi kenaikan harga ini, karena para konsumen lebih mementingkan ketersediaan stok saat ini ketimbang harga harga yang berada di pasaran.

Simak Juga:  PLN Membantu Warga di Sektor Pertanian

Selain pembeli dari kalangan ibu rumah tangga, perasaan maklum juga diutarakan oleh para pemilik rumah makan seperti rumah makan Padang yang memahami adanya fluktuasi harga pasar terhadap kenaikan harga barang terutama menjelang Puasa dan Lebaran. Untuk soal rumah makan sendiri banyak dari para pedagang akhirnya mengalihkan belanja daging mereka dalam kemasan keratan. Menurut para penjual makanan seperti makanan Padang ini malah biasanya harga daging pun akan menyentuh titik normalnya kembali, jadi hal hal seperti ini sudah lumrah terjadi di kegiatan jual beli. Harga jual normal daging sapi di Majalengka sendiri adalah sebesar Rp 120.000/kg nya dan diperkirakan akan kembali ke titik ini pada sekitar 1 minggu ke depan.

Simak Juga:  Integrasi Sawit dengan Budidaya Sapi di Sulawesi Tengah

Di tengah kenaikan harga daging ini rupanya ada penyebab yang diutarakan oleh para pedagang daging seperti beberapa saat yang lalu para pedagang daging dikenakan pajak sehingga penjualan mengalami kerugian, sehingga harga daging sapi dan daging juga menjadi tinggi ketimbang biasanya sementara itu harga daging tidak bisa dinaikkan secara tinggi karena omset penjualan bisa turun banyak, untuk menyiasatinya maka kenaikan harga daging saat ini sudah tidak bisa ditahan lagi.