Untuk meningkatkan produktifitas ternak ayam di Indonesia memang memerlukan campur tangan dari pihak pemerintah ataupun pihak perusahaan swasta. Sebab sebagian peternak berasal dari peternak lokal mandiri, yang memang perlu diperhatikan.
Selain itu permintaan daging dan telur ayam yang tinggi dipasaran perlu juga di seimbangkan dengan produktifitas hasil ternak sehingga tidak perlu mengimpor untuk memenuhi kebutuhan nasional.
PT JAPFA Confeed Indonesia (Tbk) melalui anak usahanya PT Indojaya Agrinusa pada tahun ini berencana untuk membangun pabrik pembibitan ayam broiler (breeding farm) dan pabrik penetasan telur (hatchery) di Aceh. Total investasi pembangunan pabrik ini mencapai angka Rp 100 miliar.
Vice President Head Of Operation JAPFA unit Medan, Anwar Tandiono mengatakan, kini pihaknya sedang melakukan survei untuk tempat pembangunan pabrik sebab targetnya pada tahun ini harus sudah membangun pabrik di Aceh.
Ia juga menambahkan bahwa dalam pembangunan pembibitan ayam broiler membutuhkan lahan seluas 20 hektare dengan kapasitas indukan mencapai 150 ribu ekor.
Dan untuk pabrik penetasan akan dibangun di lahan seluas 3-4 hektare dengan kapasitas produksi mencapai 300 ribu hingga 50 ribu anak ayam atau DOC. “ujarnya”
Dengan hasil tersebut, nantinya jumlah produksi bibit anak ayam akan memenuhi sekitar 50% kebutuhan anak ayam di Aceh. Sebab bibit anak ayam di Aceh masih harus memasok dari Medan setiap bulannya yang mencapai 2.5 juta ekor.
Pembangunan pabrik ini diharapkan akan menciptakan peluang lapangan kerja hingga bisa menekan biaya produksi dan memangkas ongkos transportasi sehingga akan membuat harga DOC di Aceh akan lebih murah.
Sebab kebutuhan di sini masih cukup tinggi, mulai dari harga bibit ayam dan pakan yang terbilang tinggi. Sebab harga ditentukan oleh pasar. Dengan adanya pabrik ini diharapkan harga akan juh lebih murah.