Saat ini Kiara (Koalisi Rakyat Keadilan Perikanan) dalam langkah menyoroti akan masa depan petambak udang yang ada di wilayah Bumi Dipasena, Provinsi Lampung, usai minimnya dukungan ke semua infrastruktur mereka masih begitu tak terjamah dalam mengembangkan bisnis mereka.
Kiara di catatan akhir tahun kemarin mampu mengatakan kalau pembudidaya udang dalam wilayah Tulang Bawang sampai saat ini belum juga menikmati dampak akan harga udang kala menghambat kesejahteraan mereka semua.
“Negara saja masih sangat tak memikirkan akan fasilitas listrik layak disana, usai mereka hanya bertumpu pada listrik tenaga surya dan ini melalui usaha swadaya dan sama sekali tak diperhatikan oleh negara,” inilah isi laporan saat itu.
Di pembukuan lembaga swadaya masyarakat itu, soal pembudidaya udang dalam kawasan Dipasena saat ini sudah mencapai 12.000 jiwa dan mereka harus mengurusi tambak dengan cakupan luas 16.250 hektare.
Pihak Kiara meyakini, kalau fasilitas listrik, kemudian akses jalan di Bumi Dipasena dikembangkan dengan baik, maka Indonesia bakalan akan jadi salah satu produsen udang yang terbesar dalam cakupan dunia.
Saat ini saja Indonesia sudah mampu menduduki klasemen 2 usai kalah dengan China jadi produsen udang yang terbesar dunia dalam catatan Aquaculture Asia Pacific.
Jika kedepannya pembudidaya di gelontor dana pengembangan dan juga dukungan maka tak akan mustahil kalau Indonesia akan maju pesat di dunia ekspor udang.
