Saat ini organisasi nirlaba yang menjadi pemangku kepentingan dalam bisnis kelapa sawit yakni RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) akan menargetkan kalau 50% lahan dalam kawasan Indonesia akan tersertifikasi di tahun 2020.
Tiur Rumondang selaku Direktur RSPO memberikan pernyataan, target tersebut memang harus diwujudkan usai adanya persyaratan mempunyai sertifikat RSPO dalam masa mendatang akan jadi kewajiban pokok, terutama pihak negara-negara yang menjadi pengespor produk CPO, serta juga yang lainnya.
“Bagi negara kawasan Eropa dan Amerika ini memang sudah harus diwajibkan mempunyai sertifikat. Dalam jangka ke depan, mengenai izin mengantongi sertifikat RSPO ini akan jadi salah satu kebutuhan dalam menjaga keberlangsungan semua rantai bisnis di bidang kelapa sawit,” ungkap dia ke media belum lama ini.
Sosoknya memang juga menjelaskan, kalau saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang luasan 50% nya memang sebagai penyuplay utama kebutuhan minyak sawit dalam kawasan dunia, dan yang sudah mempunyai sertifikasi sebanyak 18% (1,8 juta hektare) dalam total luasan 11 juta lahan dalam kawasan Indonesia saat ini.
Dalam catatan jumlah itu, lanjut dia, Sumsel sudah mampu mencapai 163.000 ha serta seluruh dunia saat ini malahan baru sekitar 3,3 juta ha. Hal ini memang manjadi salah satu angka positif buat Indonesia dengan cakupan lahan yang begitu luas tersebut.
“Artinya saat ini telah ada perubahan dalam perilaku yang dilakukan pelaku bisnisnya, kini hanya tinggal mendorongnya, usai banyaknya isu-isu tak sedap semisal isu biodeversity, isu deforestasi, apalagi ada isu gas rumah kaca serta isu lingkungan,” tutupnya.
