Home Info Agribisnis Perikanan Perindo Akan Beli Ikan Dari Nelayan Eks Cantrang

Perindo Akan Beli Ikan Dari Nelayan Eks Cantrang

1300
SHARE
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan ikan dan hasil laut, Perum Perikanan Indonesia (Perindo), berkomitmen akan membeli hasil tangpakan ikan dari nelayan eks cantrang. Perindo akan menggandeng nelayan yang ingin menggantikan alat tangkap cantrang untuk beroperasi di Papua. Nantinya Perindo akan membeli ikan dari hasil tangkapan nelayan tersebut. sampai saat ini, Perindo memang sudah melakukan hal yang sama terhadap nelayan eks cantrang di daerah Indramayu, Jawa Barat.

General Manager Perum Perikanan Indonesia Cabang Pekalongan, Abdul Ngasis menjelaskan, untuk para nelayan yang menggantikan alat tangkap merupakan kesadaran sendiri. Para nelayan di daerah tersebut menggantkan cantrang dan beralih menggunakan Gill Net untuk menangkap ikan. Perindo juga menjamin akan membeli ikan dari para nelayan yang beralih dari cantrang asal Indramayu tersebut. “jelasnya”

Simak Juga:  Presiden Jokowi Meresmikan Tambak Budidaya Ikan Nila

Ia juga menambahkan, para nelayan di Daerah Indramayu menghubungi Perindo cabang Pekalongan, para nelayan menyatakan siap untuk mengganti alat tangkap cantrang dan juga mereka akan menangkap ikan hingga laut Arafura.

Para nelayan meminta Perum Perindo untuk membeli ikan tangkapan mereka setelah adanya kesepakatan. Sejak awal Mei lalu, sudah ada beberapa nelayan yang menggantikan cantrang dengan menggunakan Gill net untuk menangkap ikan dan berangkat ke laut Arafura. “tegasnya”

Berdasarkan data Perindo, Kapal yang berangkat ke Laut Arafura adalah KM A. Nur Hidayah GT 54, Senar Jaya 2 GT 74 dan KM Setia Kawan. Sudah sejak pertengahan bulan ini Perindo membeli ikan dari hasil tangkapan nelayan tersebut yang dibongkar di pelabuhan Paomako, Timika, Papua. Perindo siap bekerjasama lebih banyak lagi dengan nelayan eks cantrang Pantura yang mau mengganti alat tangkapnya

Simak Juga:  Demi Rumput Laut, RI Gandeng China dan Singapura