Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus bekerja keras untuk meningkatkan populasi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar bisa menekan harga daging sapi dipasaran dan agar tidak bergantung dengan impor ditengah permintaan yang terus melonjak.
Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan program kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB) pada sapi. Salah satu Daerah yang menjadi sentra ternak sapi, di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menerapkan program ini.
Dilakukannya program IB di Kabupaten Malaka adalah agar sapi milik para peternak bisa menjadi bunting. Sehingga bisa meningkatkan populasi sapi di Kabupaten tersebut. Program IB Massal juga dilakukan agar petugas ataupun para peternak bisa termotivasi dalam melaksanakan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang dilakukan dengan menerapkan teknologi IB.
Provinsi NTT merupakan salah satu produsen sapi terbesar di tanah air yang produksi sapinya mensuplai kebutuhan daging sapi untuk wilayah Jabodetabek. Namun dalam pogram IB ini, NTT merupakan salah satu daerah introduksi, yang sebagian wilayahnya baru dikenalkan dengan teknologi IB.
Di NTT biasanya peternak masih menerapkan sistem hasil dari kawin alam. hampir seluruh sistem pemeliharaan ternak sapi dan kerbau di NTT dengan cara dilepaskan. Sehingga dengan cara tersebut hasil anakan dari sapi yang kawin alam tidak efektif dan bisa terjadi in breeding (kawin sedarah)
Diharapkan dengan program ini bisa meningkatkan populasi sapi di NTT. Melihat data kumulatif Januari hingga Oktober 2017 pencapaian IB di Provinsi NTT sebesar 35.505 ekor atau 24,15% dari target 146.965 ekor. Sementara itu pencapaian kebuntingan ternak di Provinsi NTT berada pada angka 79.071 ekor atau 94,39% dari target 83.770 ekor yang berasal dari kawin alam.