Soal kualitas kakao yang dihasilkan Indonesia sejauh ini memang sudah diakui dunia, usai kakao asal Jembrana, Bali dalam beberapa waktu lalu dipilih menjadi salah satu bahan baku dalam pembuatan cokelat premium yang ada di Prancis Valrhona.
“Kualitasnya memang sangat tinggi,” ungkap Jeremy Guioth, yang menjabat Business Development Manager di Singapore – Indonesia Chocolaterie Valrhona, dalam beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pihak Guioth juga memberikan keterangan kalau mereka telah meninjau kakao dalam berbagai daerah yang ada Indonesia, semisal Jawa dan juga Sulawesi. Tapi, di daerah itu kebanyakan petani memang hanya menanam jenis kakao guna produksi cokelat massal kala ditujukan hanya ke kelas menengah sampai bawah.
“Jika terlalu didorong sedemikian rupa maka kualitas kakao bakalan akan turun,” tambahan dari dia.
Jeremy juga menambahkan kalau setiap kakao memang punya rasa khas, dimana ini juga tergantung akan keadaan lingkungan yang menjadi lokasi penanamannya. Contohnya kakao kala di campur selokasi dengan tanaman herbal layakya peppermint bakalan memiliki citarasa cinderung pedas.
Dengan adanya pengaruh musim juga bisa mempengaruhi hasil dari kakao itu sendiri. Maka tanaman kakao yang sudah teruji rasanya layak dipertahankan kualitasnya dengan memilih lokasi yang cocok dan juga musim yang ada di lokasi ini. Jika ini berhasil maka kakao Indonesia akan bisa mendunia kedepannya.