Dalam rencana kedepan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memfokuskan budidaya laut jadi salah satu prioritas kebijakan dalam pembangunan perikanan budidaya bertaraf nasional usai potensi dalam sektor ini memang belum dimaksimalkan sejauh ini.
Kajian paling baru menunjukkan kalau total potensi indikatif areal budidaya Iaut sebesar 12 juta hektare bersama pemanfaatan cuma sebanyak 285.527 ha (2,4%). Kapasitas produksi budidaya laut sampai dengan akhir 2016 sebesar 11,8 juta ton (menanjak 4%) dibandingkan tahun sebelumnya.
Slamet Soebjakto selaku Dirjen Perikanan Budidaya memberikan pernyataan kalau KKP saat ini mulai memperkenalkan langkah modernisasi teknologi dalam sisi budidaya laut, dimana mereka kini sudah merancang budidaya laut lepas pantai (keramba jaring apung) secara offshore. Mereka kini mencontoh sistem di Norwegia dan diharapkan hasil kakap putih mampu menanjak secara signifikan.
Kedepannya KJA offshore bakalan difokuskan dalam tiga kawasan yang strategis, semisal Pangandaran, Kota Sabang, dan juga Kepulauan Karimunjawa, usai semua pembiayaannya langsung dari APBN. Semuanya diawasi langsung pihak Perindo (Perum Perikanan Indonesia).
“Semua mekanisme dalam pengelolaan KJA kini juga dalam masa pembahasan bussiness plan guna memetakan semua mata rantai bisnis dan ini juga masuk dalam rncana panjang nantinya. Pembangunan KJA offshore bakalan bisa memberikan multiplier effect dan ini akan mambantu pihak pemberdayaan masyarakat,ini akan membawa keuntungan dan bisa memajukan perikanan Tanah Air. ” tegas Slamet ke media.
