Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sedang berupaya keras agar mencapai target ketahanan pangan terutama penyediaan ikan konsumsi. Berbagai cara terus di genjot agar hal tersebut bisa tercapai. Salah satu langkah yang diambil KKP adalah dengan intensifikasi teknologi yang efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan tekonlogi untuk perikanan diharapkan bisa menjadi solusi untuk sistem budidaya perikanan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengatakan, saat ini pemerintah sudah mengembangkan teknologi pada sistem perikanan budidaya, salah satunya adalah dengan memperkenalkan sistem teknologi budidaya lele sistem bioflok.”ucapnya”
Ia juga menambahkan, menurutnya sistem Bioflok ini sudah cukup populer saat ini, sebab bisa meningkatkan produktifitas lele yang lebih besar, ditambah dengan penggunaan lahan yang tidak luas dan lebih hemat sumber air.”jelasnya”
Bioflok bisa menjadi jawaban untuk pelaku budidaya karena bisa memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama saat ini produk lele sangat memasyarakat sebagai sumber gizi cukup digemari
Sistem teknologi Bioflok adalah suatu bentuk rekayasa lingkungan yang memanfaatkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang secara langsung bisa meningkatkan nilai kecernaan pakan. Dengan menerapkan sistem ini, KKP mengklaim jika produktifitas perikanan bisa naik hingga 3x lipat.
Dengan menerapkan cara yang biasa atau konvensioanl dengan padat tebar 100 ekor per meter kubik (m3) maka waktu panen yang dibutuhkan 120 hingga 130 hari. sedangkan untuk sistem bioflok dengan padat tebar 500-1000 ekor per m3 hanya membutuhkan 100-110 hari saja.