Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini sedang fokus untuk mengembangkan benih rajungan yang dilakukan secara massal. Ditahun 2017 ini, KKP mentargetkan bisa memproduksi benih rajungan hingga 800.000 ekor, atau naik 532% jika dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 126.400 ekor.
Saat ini pengembangan benih rajungan menjadi hal yang perlu dilakukan, mengingat karena stoknya sudah semakin berkurang di alamnya. Selain itu, minat terhadap rajungan juga masih cukup tinggi terutama untuk pasar ekspor. Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor rajungan dan kepiting pada 2015 mencapai 29.038 ton dengan nilai US$ 321.842.
Masih tingginya permintaan dipasar ini memicu terjadinya eksploitasi yang berlebih diberbagai wilayah. Hal tersebut membuat stok semakin menurun setiap waktunya. Untuk bisa mengatisipasi penurunan stok rajungan yang terjadi dialam liar, KKP terus mendorong pengembangan rajungan dengan cara budidaya.
Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar Sulawesi Selatan Nono Hartono mengatakan, kini pihaknya sudah bisa memproduksi benih rajungan secara masal. Beberapa tahun kebelakang BPBAP Takalar terus melakukan langkah perekayasaan pembenihan terhadap Rajungan dan hasilnya sangat memuaskan.
Selain itu PT Kemilau Bintang Timur (KBT) salah satu perusahaan pengolah rajungan, sudah menyatakan ketertarikannya untuk melakukan budidaya rajungan secara langsung ditambak. Hingga Tahun 2016 BPBAP Takalar telah melakukan restocking benih rajungan sebanyak 2,3 juta ekor