Hingga akhir September 2017 produksi kopi rata-rata mengalami penurunan hingga 25%-30%. Penurunan tersebut terjadi akibat kondisi cuaca yang tidak menentu dan juga banyak serangan hama yang terjadi di perkebunan kopi. Hal tersebut tentu sangat mengganggu produksi kopi nasional.
Penurunan produksi kopi yang drastis terjadi di wilayah Indonesia bagian timur. Produksi kopi diwilayah tersebut terjadi akibat faktor cuaca yang mengganggu produksi kopi. Namun ada juga beberapa wilayah yang tidak terganggu produksi kopinya.
Rata rata produksi di wilayah tersebut mengalami penurunan. Namun untuk wilayah Indonesia bagian barat seperti Jawa dan Lampung masih stabil beberapa diantaranya masih berbunga. Kondisinya masih baik karena curah hujan di wilayah tersebut masih normal.
Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Pranoto Soenarto mengatakan, saat ini ada beberapa wilayah Indonesia bagian barat yang akan bersiap untuk musim panen kopi hingga Desember. Ia pun mengharapkan jika produksi kopi cukup melimpah sehingga bisa menutupi penurunan produksi yang terjadi di bulan September ini.
Saat ini rata rata produksi kopi nasional masih berada dikisaran 600-800 kg per hektar. Namun masih ada kemungkinan beberapa wilayah Indonesia mampu menghasilkan kopi lebih tinggi dibandingkan jumlah tersebut.
Saat ini sudah ada langkah dari pemerintah ataupun pelaku usaha untuk meningkatkan produksi kopi. Namun hasilnya bisa dilihat hingga beberapa tahun mendaotang. Jika melihat produksi kopi dari beberapa negara seperti, Vietnam rata-rata produksi 2,3 ton per ha, Brazil bisa sampai 8 ton per ha. Jika dibandingkan, produksi kita masih sangat jauh. Oleh sebab itu, pemerintah terus melakukan berbagai macam upaya agar produksi kopi nasional bisa mencapai 1.2 -2.5 ton per ha sehingga kesejahtraan petani pun terjamin.