Home Info Agribisnis Perikanan KKP Budidaya Lele di Perbatasan Indonesia-Malaysia

KKP Budidaya Lele di Perbatasan Indonesia-Malaysia

1559
SHARE

Sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan budidaya lele menggunakan bioflok di daerah Sanggau, kalimantan Barat. Belum lama ini, KKP sudah berhasil melakukan panen hasil budidyaa di daerah yang merupakan daerah perbatasan antara Indonesia malaysia. Disepanjang tahun 2017 ini terdapat sekitar 203 paket budidaya lele bioflok yang disalurkan ke masyarakat di tanah air.

Penerima paket lele tersebut lebih diutamakan untuk pondok pesantren dan seminar. Selain itu, paket lele bioflok juga diberikan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan. Salah satunya adalah masyarakat Sanggau, Kalbar.

Budidaya lele dengan menerapkan metode bioflok ini dianggap bisa memberikan tambahan pemasukan untuk masyarakat yang tinggal diwilayah perbatasan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang membangun Indonesia dari pinggiran.

Panen lele di Kabupaten Sanggau ini dilakukan pada 10 kolam dengan diameter kolam 3 meter. Rata-rata hasil panen lele mencapai 300 kilogram (kg) per kolam dengan ukuran 7 sampai 8 ekor per kg. hasil panen mencapai 3 ton dengan harga jual Rp 24.000 perkg. Diperkirakan nilai produksi panen bisa mencapai Rp 72 juta.

Selain itu, biaya produksi lele dianggap masih lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual. Tentu hal ini memberikan tambahan pemasukan untuk masyarakat sekitar. Keuntungan yang didapat dari penjualan lele pun lumayan, per kilogram bisa meraup keuntungan berkisar Rata-rata hasil panen lele mencapai 300 kilogram (kg) per kolam dengan ukuran 7 sampai 8 ekor per kg.

Lele juga ikut dipasarkan ke pasar sekitar Entikong. Harga eceran yang dijual di pasar tersebut mencapai Rp 30.000 hingga Rp 32.000 per kg.