Kinerja ekspor Indonesia setiap tahunnya terus mencatatkan kinerja positif. hal tersebut tergambarkan dari nilai ekspor yang terus naik setiap tahunnya. Ekspor Indonesia di topang dari berbagai macam sektor, salah satunya adalah sektor komoditas. Sektor komoditas cukup berperan dalam kinerja ekspor Indonesia.
Tahun 2018 Kementerian Perdagangan (Kemdag) mentargetkan kenaikan ekspor menjadi 11% dari sebelumnya hanya 7%. Komoditas sawit diklaim bisa menjadi penopang utama untuk membantu mencapai target yang sudah ditetapkan. Hal tersebut karena komoditas non migas seperti baja dan tekstil saat ini sedang kalah bersaing dengan industri sejenis dinegara lain.
Ekspor produk minyak sawit dan turunan berhasil mencatatkan 15$ dari total ekspor non migas. Ditambah lagi dengan saat ini harga Crude Palm Oil (CPO) sedang tinggi yaitu diatas US$ 650 per ton. Sehingga bukan tidak mungkin, produksi sawit bisa digenjot agar bisa mencapai target ekspor tersebut.
Jika ekspor meningkat, tentu perekonomian dalam negeri bisa tumbuh lebih baik. Memang bukan hal mudah mencapai target ekspor 11%. namun bila ekspor bisa tumbuh 7%, maka ekonomi bisa tumbuh lebih dari 5,1%.
Bukan tanpa masalah, Indonesia harus menghadapi berbagai macam persoalan terkait ekspor produk kelapa sawit dan turunannya. Salah satunya adalah masih rendahnya indeks inovasi Indonesia dalam skala global. Indonesia berada di urutan ke 87 untuk indeks inovasi. Sementara untuk tingkat indeks kompetitif, Indonesia berada di urutan ke 36
